Masyarakat Pesisir Selatan Diminta Serius Garap Lahan Kosong

Masyarakat Pesisir Selatan  Diminta Serius Garap Lahan Kosong

Painan (HR)-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesisir Selatan mengimbau masyarakat agar serius menggarap lahan kosong untuk areal pertanian sehingga dapat meningkatkan perekonomian.

Pelaksana Harian Bupati Pesisir Selatan Erizon di Painan, Minggu, mengatakan kabupaten itu hingga kini masih memiliki lahan kosong yang sangat luas di 15 kecamatan yang ada.

Sebagian besar dari luas lahan tersebut berpotensi dijadikan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Jika dikelola dengan baik tidak tertutup kemungkinan hasilnya dapat menghidupkan perekonomian masyarakat setidaknya bagi pengelolanya.

"Jangan biarkan lahan yang ada di sekitar kita kosong, mari gunakan untuk menanam berbagai tanaman yang bermanfaat untuk kehidupan sehari hari," katanya, Minggu.

Menurutnya, banyak usaha yang dapat dilakukan di lahan-lahan kosong sekitar lingkungan masyarakat. Misalnya untuk menanam berbagai tanaman pertanian, baik tanaman pangan maupun jenis sayur sayuran.

Bila tanaman-tanaman tersebut dikelola dengan baik, maka diyakini hasilnya juga akan baik dengan harapan dapat menghidupkan perekonomian masyarakat karena tanahnya subur dan cocok sebagai lahan pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Peternakan dan Perkebunan, Pesisir Selatan Afrizon Nazar mengatakan, khusus lahan pertanian, daerah itu memiliki sekitar 68 ribu hektare lahan potensial yang belum tergarap (terlantar) hingga hingga kini.

Selain untuk pertanian, kabupaten itu juga memiliki lahan terlantar yang berpotensi untuk areal peternakan yakni sekitar 1.200 hektare. Lahan itu juga tersedia hampir di seluruh kecamatan yang dimiliki kabupaten itu.

Sekitar 45 persen dari luas keseluruhan lahan terlantar tersebut adalah tanah gambut dan rawa, sekitar 25 persen sawah tadah hujan dan sisanya lahan terlantar akibat bencana alam.

Dari total lahan tidur tersebut, sekitar 30 persen di antaranya berpotensi untuk pengembangan komoditi kelapa sawit, 10 persen untuk tanaman komoditi kakao, sisanya berpotensi untuk perkebunan karet dan lainnya.

Komoditi perkebunan yang dapat dikembangkan dari optimalisasi lahan tidur di kabupaten itu seperti tanaman kopi, gambir, kelapa, Nilam dan pala. (ant/rio)