Kematian Salsabila Disebabkan Penyumbatan Pernapasan

Kematian Salsabila Disebabkan Penyumbatan Pernapasan

Lubuk Sikaping (HR)-Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, menyatakan bahwa kematian bayi berusia tiga bulan, Salsabila Nadifa, akibat penyumbatan saluran pernafasan.

Kepala RSUD Lubuk Sikaping Hidayah di Lubuk Sikaping, Jumat, mengatakan, setelah didalami, kematian Salsabila secara medis akibat "septic shock" dan "aspiration pneumonia" yang telah dideritanya sejak berusia satu bulan.

"Dalam bahasa awamnya penyebab kematian bayi tersebut adalah terjadi penyumbatan saluran pernafasan, sehingga terjadi kejang yang sampai ke otak, dan Salsabila sudah pernah berobat pada September 2015 di poliklinik anak dengan rawat jalan," jelasnya.

Dengan demikian, ia menambahkan, kematian Salsabila yang sebelumnya diduga akibat terpapar kabut asap juga tidak bisa dipastikan apakah benar, karena kabut asap yang terjadi di daerah ini atau karena riwayat penyakit yang telah dideritanya.

"Dari gejala yang ditimbulkan sebelum kematian bayi tersebut, dia tidak baru sakit, dia sudah sakit sejak lahir," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pasaman Desrizal menyatakan, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan 10 penyakit terbanyak di Pasaman, tidak hanya saat ada kabut asap, namun juga ketika tidak terjadi kabut asap.

Oleh karena itu, kata dia, ISPA tidak bisa hanya dikaitkan dengan kabut asap.
Pada Kamis (22/10), diberitakan bahwa Salsabila Nadifa yang berusia tiga bulan, warga Hutanauli, Nagari Tarung-Tarung, Kecamatan Rao, meninggal dunia diduga akibat terpapar kabut asap, setelah dirawat selama sepuluh menit di RSUD Lubuk Sikaping.

Seorang dokter di RSUD Lubuk Sikaping, dr Khairunnisa, menjelaskan ada masalah di paru-paru bayi itu, apakah dia korban kabut asap atau tidak belum bisa dijelaskan.

Namun, dari ciri-ciri ditemukan ada indikasi korban meninggal akibat terpapar asap.
"Begitu tiba di RSUD, badan si anak membiru, mengindikasikan ada gejala paru-paru dan badan lemas, denyut jantung 40 per menit. Kondisi bayi sudah kritis. Kita menangani bayi sekitar 10 menit, dan nyawanya tak tertolong lagi, Kamis sore, sekitar pukul 16.00 WIB," kata Khairunnisa.

Ibu Salsabila, Asmarani (23), menyatakan anak pertama hasil pernikahannya dengan Gusrizal (29), itu sebelumnya tidak menderita sakit.

"Sejak lahir kondisi anak saya sehat-sehat saja. Namun, pagi sebelum ia meninggal, dia saya bawa bermain keluar rumah, di saat kabut asap begitu pekat," kata Asmarani.

Setelah itu, kata Asmarini, anaknya mulai mengalami gejala aneh, dan kesulitan bernafas. Melihat kondisi anaknya, ia dan suaminya langsung melarikan anaknya ke Puskesmas terdekat yang kemudian merujuk ke RSUD Lubuksikaping. (ant/rio)