Tragedi Kabut Asap

Dewan Tuding Pusat tak Serius Bantu Daerah

Dewan Tuding Pusat tak Serius Bantu Daerah

PANGKALAN KERINCI (HR)-Kabut asap yang nyaris tak terpapar lagi di Kabupaten Pelalawan sejak sepekan yang lalu, namun mulai sejak Minggu (18/10) kabut asap pekat kembali hadir menyelimuti Negeri Seiya Sekata.

Dinilai tragedi yang telah berlangsung 18 tahun ini buah dari keserakahan Pemerintah Pusat yang menerbitkan izin di lahan yang bergambut.

Akibatnya sungguh fatal, saban tahun masyarakat Bumi Lancang Kuning dipaksa menghirup udara beraroma asap. Tragisnya, bantuan pusat untuk menanggulangi apa lagi mencegah datangnya asap dinilai tak serius. Maka tersajilah proyek abadi penanggulangan bencana asap ini saban tahunnya.

Tudingan keras itu diungkapkan anggota DPRD Pelalawan, Nazzaruddin Arnazh, Senin (19/10). Ditegaskan politisi PAN ini, jika Pemerintah Pusat masih keberatan untuk menetapkan bencana asap ini sebagai bencana nasional, maka perlu ditinjau dan dievaluasi keberadaan Provinsi Riau dan provinsi lainnya yang dilanda asap dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.

"Asap memang menipis tatkala Presiden Jokowi datang berkunjung ke Bumi Lancang Kuning, dan itu mampu bertahan hingga tiga atau empat hari. Usai Presiden berkunjung, maka asap pekat pun kembali terpapar. Ini yang menjadi tanda tanya besar bagi kita semua. Sebenarnya serius gak pusat membantu kita menanggulangi asap ini?," tanya anggota Komisi I DPRD Pelalawan ini.

Siklus asap datang dan pergi ini, imbuh Nazzar, sudah sering terjadi. Begitu petinggi mau datang berkunjung, maka sudah dipastikan asap menipis dan hilang. Namun, begitu petinggi pusat pulang, asap kembali datang. Ini adalah fakta dan logika yang sebenarnya di lapangan. Seolah pemerintah tak bertikad baik mengatasi kabut asap ini.

"Jadi, siklus begini sudah sering terjadi dan sekarang kembali terjadi. Artinya, asap ini akan hilang begitu petinggi berkunjung. Nah, ini harus di cari akar persoalannya. Pusat dan pihak-pihak yang lain jangan bermain-main dengan asap ini. Sudah berapa jiwa yang menjadi korban keganasannya. Begitu pula, anak-anak sekolah kembali diliburkan untuk antisipasi terjadinya korban jiwa lagi. Mau jadi apa anak bangsa ini bila sering tak bersekolah," sergahnya.

Sebagai catatan, kabut asap di Pelalawan nyaris hilang drastis pasca Presiden RI berkunjung ke Riau. Namun, asap pekat kembali menyelimuti sejak Minggu hingga sekarang. Hal itu memaksa anak sekolah mulai dari PAUD, TK dan anak SD kelas 1 sampai 3 terpaksa diliburkan mulai Senin (19/10).(zol)