PT TKWL Sebabkan Udara Bak Kentut dan Jutaan Lalat

Tidur Siang di Rumah Dikerumuni Ratusan Lalat

Tidur Siang di Rumah Dikerumuni Ratusan Lalat

Sampai saat ini masyarakat di lima kampung Kecamatan Bungaraya, Jayapura, Bungaraya, Kemuning Muda, Tuah Indrapura dan Buatan Lestari resah akibat bau limbah milik PT Teguh Karsa Wahana Lestari. Limbah tersebut membuat udara segar menjadi  busuk. Selain itu limbah PT tersebut membuat jutaan lalat beranak pinak dan mengganggu masyarakat tempatan.

" Sungguh luar biasa dampak dari limbah PT TKWL di kampung ini Bang. Selain bau busuk yang kami hirup setiap saat, ada juga dampak lain yakni jutaan lalat menyerbu makanan dan minuman di rumah kami. Sanking banyaknya lalat, anak-anak saya ketika tidur siang di rumah dikerumuni lalat. Kayak mayat saja," kata Nurdin, mantan Penghulu Kampung Tuah Indrapura, Kamis (15/10).

Lanjut Nurdin, kalau hanya bauk busu bisalah ditahan. Namun serangan jutaan lalat membuat masyarakat di kampungnya resah.
"Memang sulit mengatasi lalat ini. Bukan saja makanan dan minuman yang kita punya yang dikerumuninya, tapi ketika kita istirahat tidur di dalam rumah, lalat terus menganggu dan membuat tidur kita kurang nyenyak," tambahnya.

Sebelum PKS PT TKWL beroperasi, ujar Nurdin, warga bisa tidur di bawah pohon dekat rumah. Tapi sekarang, jangankan tidur di luar, tidur di dalam rumah saja masih juga dikerumuni lalat kayak mayat atau bangkai saja," ungkapnya.

Keresahan juga diungkapkan petani Kemuning muda, Wagirin (43). Ia mengaku sangat terganggu dengan adanya bau limbah sawit tersebut. sehingga ketika bekerja di sawah, Wagirin merasa pening menghirup udara yang tak segar tersebut.

"Kami sangat tidak nyaman dengan bau busuk yang setiap hari kami hirup. Bau busuk tersebut membuat pening kepala saja. Apalagi panas-panas di sawah yang seharusnya menghirup udara segar, tapi malah sebaliknya sehingga membuat saya jadi malas ke sawah. Aturan dinas terkait sebelum memberikan izin dikaji terlebih dahulu, apakah berdampak kepada masyarakat atau tidak. Tapi sepertinya walaupun masyarakat resah dinas terkait diam-diam saja tidak ada tindakan," ungkapnya.

"Kami berharap kepada dinas terkait atau pihak berwajib bisa segera menyikapi dan memberikan tindakan kepada perusahaan yang sampai saat ini membiarkan bau busuk dan dampak limbah merugikan masyarakat," harapnya.

Di tempat yang berbeda, Ririn (27) warga Jayapura juga mengatakan semenjak PKS milik PT TKWL beroprasi suasana di kampungnya menjadi kurang nyaman.

"Setiap hari saya menghirup udara busuk dari limbah PKS PT TKWL. Bukan saja itu, lalat juga banyak mengganggu dan membuat keamanan makanan menjadi terganggu. Di sini setiap ada acara hajatan di rumah warga, makanan dan minuman banyak dihinggapi lalat, sehingga membuat tamu yang datang enggan untuk memakan makanan yang dihidangkan. Hal ini tentunya membuat tuan rumah menjadi tidak enak dengan tamu undangan yang datang dari jauh-jauh," ungkapnya.

Sementara itu Penghulu Buatan Lestari Sadeli sangat menyayangkan pihak perusahaan yang sampai saat ini belum juga mengambil sikap menangani masalah limbah ini.

"Dulu kata orang, perusahaan disuruh buat surat akan keluhan masyarakat. Namun setelah surat dimasukan sampai saat ini belum juga dilakukan tindakan dan pencegahan dan lain-lain. Kita berharap agar pihak instansi terkait bisa mengambil sikap dan perusahaan bisa memberikan solusi agar bau busuk tersebut tidak menyebar kemana-kemana," harapnya.

Sementara itu PT TKWL melalui humasnya Aldy Seregar ketika dikonfirmasi melalui telpon selulernya mengatakan, sudah diterima surat tersebut dari Penghulu Kampung Buatan Lestari. PT TWKL sudah melakukan tindakan dengan cara memfogging daerah yang diduga menjadi sarang lalat tersebut, namun tidak berhasil.

"Kita sudah melakukan tindakan, dan kita sudah memfogging daerah di sekitar perusahaan khususnya di limbah tangkos. Namun lalat tersebut juga masih ada. Selain itu kita juga sudah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Siak mencari obat lalat yang ampuh. Pasalnya dicoba dengan obat lalat yang ada, lalat tersebut juga masih ada, yang jelas sampai saat ini kita terus melalukan tindakan dan mencari solusi serta obat yang ampuh," pungkasnya.***