Ali Ocu Mond, Pecipta Lagu Ocu

Jiwa Seni yang Mengalir Sejak Kecil

Jiwa Seni yang Mengalir Sejak Kecil

Burung Nuri Tobang Malayang. Bulunyo jatuo di tonga ladang. Banyak bujang nan deyen pandang Ocu juo nan takonang. Pasau Kuok Pasau Bangkinang Singga Sabontau di Dusun Salo. Nasi tasuok Acu takonang. Nasi bakuah jo ayu mato.

Lirik lagu ini mungkin tidak asing lagi bagi masyarakat Ocu atau masyarakat Kabupaten Kampar dan pencinta lagu Ocu di tanah air. Ya, lagu ini merupakan salah satu lagu ocu yang paling banyak dikenal oleh warga Kabupaten Kampar, dan oleh pencinta musik Ocu. Dirilis pada tahun 1996 lalu dan dinyanyikan oleh penyanyi senior Yanti Ahmad yang berasal dari Alam Panjang Rumbio, lagu yang berjudul Takonang ini sangat akrab di telinga masyarakat Kampar.

Album yang juga bertitel Takonang ini termasuk salah satu album Ocu terlaris sepanjang masa. Rata-rata lagu dalam album ini diterima masyarakat banyak. Sebut saja Sakubu Baduo, Bungo Melati, Balimau Kasai dan Palolau.

Nah, di balik sukses lagu ini masyarakat ternyata hingga saat ini belum banyak tahu siapa yang menciptakan lagu tersebut. Dia adalah Ali Ocu Mond yang memiliki nama asli M Ali.

Ayah tiga orang anak yang lahir di Kampung Tengah Desa Rumbio, 1 Januari 1974 lalu itu ternyata telah menghasilkan karya-karya lagu Ocu yang banyak diminati masyarakat pencinta lagu Ocu. Dia juga bahkan telah merambah dunia musik dangdut nasional dengan menciptakan 30-an judul lagu.

Kamis (8/10) kemarin, Ali Ocu Mond menyempatkan diri mampir di Kantor PWI Kabupaten Kampar di Jalan Ahmad Yani Bangkinang. Dalam wawancara dengan Haluan Riau, Ali Ocu Mond mengungkapkan bahwa  di antara lagu Ocu ciptaannya yang cukup populer adalah lagu Ocu Takonang yang dinyanyikan Yanti Ahmad, produksi Minang Record tahun 1996. Masih dalam satu album Takonang juga terdapat lagu  Sakubu Baduo yang juga dinyanyikan Yanti Ahmad.

Selain itu lagu dengan judul Roaini yang dinyanyikan penyanyi legendaris Kampar lainnya Surya Abdullah (1996) dan Lagu Bungo Melati yang dinyanyikan sendiri oleh Ali Ocu Mond dalam album Takonang tahun 1996.

"Sampai sekarang sudah 150-an buah lagu Ocu yang ciptaan saya dan sisanya lagu nasional sekitar 30 buah lagu," beber Ali.

Di antara lagu nasional karyanya diantaranya lagu Goresan Cinta yang dinyanyikan Reina (2013), Rela Mu Bunda dinyanyikan Rika Sumalia (2013, Menggapai Bahagia dinyanyikan Reina (2013 dan Penawar Rindu dinyanyikan Faisal Asahan tahun 2013.

 Ketika ditanya apa yang membuat dia mencintai musik ocu dan melahirkan karya yang banyak diterima masyarakat, menurut Ali, jiwa seni sudah mengalir dalam dirinya sejak kecil. "Amak saya waktu kami kecil suka baghandu, katanya baghandu amak ini enak didengar, maka mungkin saya ada sentuhan untuk membuat lagu-lagu itu," ungkapnya.

Jiwa bermusik Ali juga sudah mengalir sejak kecil. "Kelas lima SD saya sudah bisa main gitar. Saya termasuk cepat bisa main gitar, mungkin karena saya hobi," ulas Ali.

Ali juga terobsesi menjadi pencipta lagu karena larisnya lagu-lagu Ocu pada saat itu yang mengorbitkan nama-nama seperti Surya Abdullah dan Yasir Yatim.
Lagu pertama yang masuk rekaman melalui produser Minang Record adalah lagu Roaini dalam album Roaini yang dinyanyikan Surya Abdullah dan selanjutnya  menyusul Album Takonang  yang dinyanyikan Yanti Ahmad.

Lantas bagaimana dengan nasib lagu Ocu dan seniman Kampar kedepan? Menurut Ali, lagu ocu dan seniman Kampar hendaknya selalu mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

"Katanya lagu daerah seringkali sulit untuk dikembangkan, tapi menurut pengalaman saya setelah berbincang dengan produser lagu-lagu Batak di Padang Panjang beberapa waktu lalu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan lagu ocu. Menurut produser lagu Batak tersebut, mereka selalu melibatkan pemerintah daerah untuk pemasaran kaset daerahnya," ulas Ali.

Lebih lanjut Ali mengatakan, kalau hanya berkarier di bidang seni saja maka dengan kondisi saat ini tak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup yang layak. "Maka saya bekerja asal dapat uang saya, serabutan. Namun yang namanya seni itu tak bisa hilang dari badan saya," pungkasnya.***