Irup HUT TNI

Arlizman Bacakan Sambutan Jokowi

Arlizman Bacakan Sambutan Jokowi

DUMAI (HR)-Penjabat Walikota Dumai, Arlizman Agus menjadi inspektur upacara dalam HUT ke-70 TNI, Senin (5/10). Arlizman membacakan langsung amanat dari Presiden RI, Joko Widodo dalam HUT TNI tersebut. Sementara,Kapten CPM Hendra Saputra bertindak sebagai Komandan Upacara.

Sedangkan Upacara Peringatan Dirgahayu TNI ke-70 di Bukit Gelanggang Dumai, diselimuti kabut asap. Walau dikepung kabut asap ratusan peserta tetap menjalani upacara dengan Khidmat.

Pantauan, satuan TNI di Dumai masing-masing mengutus 1 Satuan Setingkat Pleton untuk hadir dalam upacara tersebut. Ditambah masing-masing 1 Satuan Setingkat Pleton Polres Dumai, Satpol PP Dumai, Satuan Pengamanan Pertamina RU II Dumai dan Resimen Mahasiswa Dumai. Lalu ditambah Pramuka dan PNS. Jajaran undangan terlihat kepala SKPD, unsur Forkopimda, Legiun Veteran, pemuka masyarakat dan lainnya.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan ucapan selamat Hari Ulang Tahun kepada segenap anggota dan keluarga besar Tentara Nasional Indonesia di manapun saudara berada dan bertugas.

Sementara, menapaki usia yang ke-70 tahun, TNI bisa menggunakan momentum ini untuk mengingat kembali jati diri TNI sebagai sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang, Tentara Nasional dan Tentara Profesional. Untuk itu,  Jokowi mengapresiasi tema  HUT TNI ke 70,  yaitu "Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, Profesional Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian".

"Sejarah mencatat bahwa TNI dilahirkan dari "rahim" rakyat. Panglima Besar Jenderal Soedirman menyatakan bahwa hubungan TNI dan rakyat adalah ibarat ikan dan air. Ikan tidak akan hidup tanpa air. Rakyatlah yang mengandung, merawat dan membesarkan TNI," ujarnya.

" Untuk itu, TNI harus menegaskan jati diri sebagai tentara rakyat.  Hanya bersama-sama rakyat, TNI menjadi kekuatan militer yang hebat, kekuatan militer yang disegani serta kekuatan diperhitungkan oleh bangsa-bangsa lain di dunia.

Selain itu, Jokowi mengatakan dalam darah TNI juga mengalir jati diri sebagi tentara pejuang. Sebagai tentara pejuang,  yang  harus memiliki daya juang dan semangat pantang menyerah untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian.  "TNI harus mampu menjaga wilayah perbatasan dan pulau-pulau terdepan kita," tuturnya.

"Keragaman dan perbedaan janganlah menjadi sumber konflik. Kemajemukan seharusnya semakin melengkapi atas kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga keragaman justru menjadi perekat bangsa, menjadi energi kolektif mencapai kemajuan bangsa. Kita harus mampu menjadikan kemajemukan itu sebagai kekuatan kita dalam menyongsong masa depan," tutupnya.(zul)