Terkait Musibah Kabut Asap

Pihak Perbankan Dinilai tak Peduli

Pihak Perbankan Dinilai tak Peduli

PANGKALAN KERINCI (HR)-Sebulan lebih Kabupaten Pelalawan dirundung musibah asap. Ribuan pelajar terpaksa kehilangan waktu belajar di sekolah. Begitu pula ribuan masyarakat terserang ISPA karena akibat asap dari karhutla.

Berbagai pihak pula telah melakukan upaya pemadaman dan pencegahan agar kabut asap segera sirna. Tak hanya itu, banyak elemen juga telah membagikan masker sebagai langkah antisipasi agar masyarakat tak langsung terpapar partikel debu yang berbahaya.

Namun sangat disayangkan, pihak perbankan yang tiap harinya berurusan dengan uang, dinilai kurang peduli terhadap kondisi kesulitan masyarakat melawan asap."Sepertinya usaha perbankan di Negeri Amanah ini kurang peduli dengan lingkungannya,''ungkap anggota Komisi I DPRD Pelalawan Nazarudin Arnazh, Jumat (2/10).

Sindiran keras yang dilontarkan politisi PAN ini melihat tak adanya respon usaha perbankan terhadap musibah asap yang berlangsung di Provinsi Riau, khususnya di Kabupaten Pelalawan.

"Dalam situasi sulit dan cuaca yang diselimuti kabut asap yang ekstrem ini, kita tidak ada mendengar ada pihak-pihak bank melakukan pembagian masker untuk masyarakat di Negeri Seiya Sekata ini, umumnya di Riau,''ungkap Nazarudin Arnazh.

Bahkan, Nazaruddin Arnazh yang juga Ketua DPD PAN Pelalawan ini meragukan usaha perbankan tidak memiliki Program CSR."Kita jadi bertanya mereka punya program CSR atau tidak. Mestinya kan tak hanya mengeruk untung saja,. Setidaknya ada rasa tanggung jawab dan kegiatan sosial sebagai wujud kepedulian atas tragedi asap dan lingkungannya," ujarnya.

Mestinya imbuh Nazar, jika pihak perbankan tidak bisa langsung terjun ke lapangan untuk berbagi bisa koordinasi dengan organisasi yang ada di daerah atau melalui Pemkab Pelalawan."Jika persoalannya kekurangan tenaga, bisa minta bantu ke orang lain. Atau, kami saja yang kurang dapat informasi bahwa pihak bank sudah membantu," paparnya.

Tak hanya soal bantuan masker saat kabut asap, Nazaruddin Arnazh juga menilai sangat minim peran perbankan dan pihak swasta lain dalam bidang pendidikan serta sosial kemasyarakatan lainnya.

"Kita harapkan ada juga rasa tanggungjawab sosial usaha bank terhadap pendidikan. Semisal memberikan beasiswa untuk anak-anak kurang mampu dan berprestasi di kabupaten kita ini, menggelar khitanan massal misalnya. Tapi, sampai sekarang adem ayem saja," tutupnya. (zol)