r Air Mata tumpah (Lagi) di Mina r Menlu Pastikan 3 Korban JH Indonesia

717 Meninggal, 863 Luka-luka

717 Meninggal, 863 Luka-luka

MINA (HR)-Air mata tumpah lagi di Mina. Sebanyak 717 jamaah haji dari berbagai belahan dunia, meninggal dalam insiden yang terjadi di Mina, Kamis (24/9) pukul 07.30 Waktu  Arab Saudi.

Sedangkan sebanyak 863 orang lagi, mengalami luka-luka. Sebagian besar korban yang meninggal adalah jamaah haji dari negara-negara Afrika dan Mesir.

Hingga pukul 22.00 WIB tadi malam, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menyatakan, pihaknya telah mengkonfirmasi ada tiga jamaah haji (JH) asal Indonesia yang ikut menjadi korban dalam musibah itu. Data itu diperoleh pihaknya setelah berkoordinasi dengan tim Kementerian Agama di Tanah Suci. (lihat tabel, red)


Meski demikian, ada kemungkinan korban jiwa dari jamaah asal Indonesia akan bertambah. Sejumlah saksi mata yang berasal dari jamaah Indonesia, mengaku sempat melihat beberapa korban yang bila dilihat dari kondisi fisiknya, diduga kuat orang Indonesia. Namun kepastian tentang dugaan itu belum bisa diperoleh. Hingga berita ini dirilis, Amirul Hajj Indonesia masih terus menelusuri kemungkinan bertambahnya korban yang merupakan JH asal Indonesia.

 

Dorong-dorongan

Menurut Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi melalui akun twitter resminya, musibah itu bermula ketika volume jamaah haji yang akan menjalankan lempar jumrah aqabah di Jamarat, sangat tinggi.

Sekitar pukul 07.30 waktu Arab Saudi, Jalan 204 sudah dipenuhi jamaah yang akan menuju Jamarat. Namun di persimpangan, terjadi aksi saling dorong karena ada jamaah yang berada di bagian depan berhenti berjalan.

"Volume jemaah yang akan melakukan lempar jumrah Aqabah sangat tinggi dan saling bertemu di jalan menuju Jamarat, tepatnya di persimpangan Jalan 204 dan Jalan 223 di Mina. Jamaah saling dorong dan tumpang tindih," pihak Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi, melalui akun facebook.

Jumlah jemaah sangat banyak kala itu, mencapai ratusan ribu. Awalnya, para jemaah terlibat saling dorong dan kemudian berlanjut ke pertengkaran yang berujung pada jatuhnya para korban jiwa.

"Sehingga, terjadi pertengkaran dan saling injak antara para jamaah. Dalam peristiwa itu, sebagian besar dari mereka terjatuh dan akhirnya terinjak oleh jamaah lain. Pihak Saudi Red Crescent langsung mengambil inisiatif tindakan untuk mengendalikan situasi untuk mencegah bentrok semakin berlanjut dan menyetop arus para jamaah menuju Jamarat," imbuhnya.

Pernyataan senada juga disampaikan Kepala Daerah Kerja (Daker), Makkah, Arsyad Hidayat. Menurutnya, sebelum insiden itu terjadi, para jamaah yang akan melakukan lempar jumroh saling dorong-dorongan sehingga insiden tak terhindarkan.

"Pertama ingin kami sampaikan berita Mina benar adanya terjadi. Terjadi di Jalan Arab 204 dan waktu terjadi pukul 07.30 pada saat jamaah akan melakukan jumrah aqabah," terangnya.

Arsyad menjelaskan, saat para jemaah berjalan menuju tempat melempar jumrah, tiba-tiba jamaah di bagian depan berhenti. Jemaah bagian belakang yang sudah tak sabar ingin melempar jumrah, lalu mendorong-dorong jamaah lain yang berada di depan.

Sedangkan korban jiwa yang muncul dalam kejadian itu kebanyakan orang tua dan perempuan. "Banyak orang tua dan perempuan jadi korban. Tim kami sudah turun di TKP. Sudah kami kirim ke Mina banyak korban-korban dievakuasi ke RS tersebut," tuturnya.


Bukan Jalur JH Indonesia

Dari Jakarta, Kementerian Agama (Kemenag) melalui rilis tertulisnya tadi malam, memastikan lokasi tragedi bukan jalur yang biasa digunakan jamaah haji asal Indonesia. Di Mina, para JH Indonesia terbagi dalam 52 maktab. Dari jumlah itu, sebanyak 45 maktab berada di Harratul Lisan dan tujuh 7 maktab di Mina Jadid.

JH Indonesia tinggal di Harratul Lisan tidak akan melalui Jalan Arab 204, tapi melalui terowongan Muashim ketika berjalan menujur Jamarat. Begitu pula JH Indonesia yang bertempat tinggal di Mina Jadid, akan melintasi jalan King Fahd. Sementara Jalan Arab 204 berada di sebelah kiri jalan King Fahd. Dengan demikian, sangat kecil sekali untuk terjadinya korban yang lebih banyak dari kalangan JH Indonesia.

Terkait kronologi peristiwa, Kemenag RI membenarkan hal itu bermula karena adanya jamaah yang akan melakukan jumrah Aqabah tiba-tiba terhenti di jalan Arab. Karena terhenti, jamaah yang berada pada barisan belakang mendorong jemaah yang di depan sehingga berdesakan. Kebanyakan korban yang jatuh dari kalangan perempuan dan orang tua.

Selanjutnya, untuk memastikan apakah ada korban dari jamaah Indonesia, Tim PPIH sudah turun di tempat kejadian peristiwa (TKP) dan juga di RS Mina Al-Jisr, tempat banyak korban dievakuasi ke rumah sakit tersebut.

Berdasarkan info tim di lapangan, ada satu korban jemaah haji Indonesia. Sampai saat ini korban tersebut sedang diidentifikasi dan mudah-mudahan dalam waktu yang tidak begitu lama akan segera disampaikan identitas dan kloter asal jamaah haji tersebut;

Untuk mencegah terjadinya lebih banyak korban, PPIH terus berkoordinasi tidak hanya dengan petugas PPIH di lapangan, tapi juga dengan Difa Madani atau semacam badan penanggulangan bencana Arab Saudi untuk mendapatkan informasi yang lebih up to date, khususnya pada  wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau PPIH.

PPIH Arab Saudi sudah sejak awal mengantisipasi kepadatan jamaah yang akan melempar jamarat dengan mengeluarkan larangan untuk melontar jumrah aqabah pada pukul 8.00 – 11.00 tanggal 10 Zulhijjah. Sebab saat itu adalah waktu di mana jamaah ramai-ramai pergi ke Jamarat untuk melontar jumrah.

Untuk tanggal 11 dan 12 Zulhijjah, JH Indonesia telah diimbau untuk tidak melontar jumrah mulai Pukul 13.00 – 16.00. Sedangkan bagi masyarakat Indonesia yang ingin mengetahui kondisi keluarga mereka di Tanah Suci, bisa menghubungi hotline Kemenag RI di +966543603154.
 

Bisa Bertambah

Terkait korban jiwa asal JH Indonesia, Kepala Daker Makkah, Arsyad Hidayat mengatakan, tadi malam menuturkan, korban meninggal disemayamkan di Rumah Sakit Al-Jisr. Namun ia belum bisa merinci identitas korban tersebut.

Namun angka itu bisa saja bertambah. Sejumlah saksi mata kejadian menyebut  tidak kurang dari lima hingga enam orang ikut wafat dalam insiden tersebut.

Seperti dituturkan Ketua Rombongan 3 Kloter 21 Solo, Muslih mengaku melihat sekitar lima atau enam orang dari Indonesia yang juga wafat.
 
"Kebanyakan memang bukan dari Indonesia, namun ada lima-enam orang yang sepertinya orang Indonesia," ujarnya.

Kesaksian yang sama juga disampaikan, Tim Kesehatan haji rombongan 9 kloter BTH 14, Pontianak, Ansyarullah. "Saya melihat banyak jamaah Indonesia yang meninggal. Mereka kemudian dimasukkan ke ambulan. Salah satu yang saya kenal adalah Pak Niro (48) asal Probolinggo," kata Ansyarullah. (bbs, dtc, viv, rol, kom, ral, sis, ara)