11 Jam Mati Total

11 Jam Mati Total

PASIR PENGARAIAN (HR)-Meski Pemerintah Kabupaten Rohul telah mengupayakan berbagai cara, mulai dari pengadaan genset hingga pembangkit energi terbarukan, namun hingga kini persoalan listrik belum juga membaik. Justru masih jauh dari harapan masyarakat. Ini terbukti dengan matinya listrik selama 11 jam, Selasa (22/9).

Untuk menanggulangi krisis listrik di Kabupaten Rokan Hulu, berbagai upaya telah dilakukan baik PLN maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Namun hasilnya bisa dikatakan belum memuaskan masyarakat khususnya pelanggan PLN.

Upaya penanggulangan krisis yang dilakukan PLN melalui pengadaan genset di Sungai Kuning Kecamatan Rambah Samo dinilai belum bisa mengakomodir kebutuhan pelanggan. PLN kembali melakukan pengadaan mesin genset di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Rambah. Namun hasilnya tetap saja belum memuaskan karena masih terjadi pemadaman.

Seperti pemadaman listrik yang terjadi pada Selasa (22/9) khususnya di Desa Rambah Tengah Utara, Kecamatan Rambah, tepatnya di Gang Sadar, Pasir Pengaraian. Pemadaman yang terjadi mencapai 11 jam, mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 18.08 WIB mati total. Kondisi ini cukup memprihatinkan dan membuat kesal masyarakat. Karena pemadaman yang terjadi mengganggu pergerakan ekonomi sekaligus menghambat kegiatan sosial masyarakat.

“Kalau begini bisa tutup usaha. Kapanlah listrik di Rohul ini membaik?" keluh Adih (38), seorang pengusaha es di Pasir Pengaraian, Selasa (22/9).
Untuk menanggulangi krisis listrik di Rohul, Pemkab juga telah mengalokasikan dana untuk pengadaan genset. Hasilnya pun bermasalah. Sejumlah pejabat negara terseret kasus, bahkan ada sebagian yang sudah divonis di Pengadilan Negeri Pasir Pengaraian.

Sedangkan penanggulangan lainnya yakni pemanfaatan limbah cair perusahaan melalui program energi baru dan terbarukan hingga saat ini belum bisa dikatakan berhasil. Hal ini terjadi karena program ini dilakukan bertahap dan yang berjalan baru di Desa Rantau Sakti, Kecamatan Tambusai Utara.

“Energi baru dan terbarukan ini menggunakan limbah cair PKS. Yang sudah berjalan baru di Rantau Sakti. Sedangkan lainnya yakni di PT MAN sudah buat kontrak dengan kapasitas 1,5 MW,” kata Yusmar, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Rohul, Selasa (22/9). ***