Almarhumah Hanum Menderita Sakit Meningitis TB

Plt Gubri Melayat ke Rumah Duka

Plt Gubri Melayat ke Rumah Duka
PEKANBARU (HR)-Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, turut berduka atas meninggalnya, Muhanum Anggriawati (12) tahun, anak dari salah seorang wartawan media cetak lokal, Mukhlis, yang diduga meninggal akibat kabut asap, pada hari Kamis (10/9), di RSUD Pekanbaru.
 
Plt Gubri bersama Kepala Dinas Kesehatan Andra dan Dirut RSUD Arifin Achmad, Pekanbaru, Nurzeli, Jumat (11/9), 
 
 
melayat ke rumah duka, di Jalan Kapau Sari, Kecamatan Tenayan Raya. Plt Gubri langsung menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga almarhumah, Muklis.
 
"Atas nama Pemerintah Provinsi Riau, saya menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Hanum, mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan sabar menerima segala cobaan dari Allah SWT ini," ucap Plt Gubri kepada keluarga almarhumah.
 
Sesuai komitmen Pemprov Riau, akan meringankan setiap masyarakat yang tertimpa musibah dan kekurangan biaya. Termasuk korban ISPA atas kabut asap ini juga diberikan kepada keluarga korban Hanum itu.
 
"Kita akan berikan keringanan biaya perawatan selama almarhum dirawat di RSUD, tentunya tetap melalui prosedur administrasi yang ada. Kadiskes Riau saya meminta untuk meringankan biayanya nanti," ungkap Plt Gubri.
 
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau, Andra Sjafril mengaku akan menjalankan perintah pimpinan untuk meringankan biaya rumah sakit almarhum Muhanum Anggriawati itu.
 
Andra pun menjelaskan, almarhumah meninggal dunia bukan karena ISPA. Namun almarhumah sebelumnya telah menderita penyakit"Almarhumah menderita penyakit maningitis TB, jadi bukan karena asap, kondisi almarhumah memang pada saat itu sudah parah dengan usia 12 tahun berat badannya hanya 17 kg.
 
 Dan Insya Allah kita akan membantu biaya perawatannya," ujar Andra.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dirut RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Nurzeli, ia menjelaskan Almarhumah ketika masuk ruang ICU dalam keadaan sudah parah, dan sakitnya bukan akibat asap.
 
"Dalam kondisi tidak ada asap pun bisa tumbang seketika bagi penderita maningitis TB ini, dokter ahli yang menanganinya pun sudah berusaha untuk mengobati. Tapi sudah takdir yang maha kuasa," kata Nurzeli.
 
Sementara itu, orang tua almarhumah, Muklis, mengatakan, putri sulungnya mengalami gagal pernafasan akibat paru-parunya disesaki lendir atau dahak. Dan sebelumnya anaknya tidak pernah menderita sakit paru-paru.
 
"Sebelumnya anak saya tidak pernah mengeluh. Namun pada Jumat pekan lalu anaknya pingsan dan kemudian dirawat sepekan di ruang ICU Rumah Sakit Umum," kata Muklis.
 
Diceritakan Muklis, selama perawatan anaknya di RSUD, untuk pembelian obat anti biotik dan obat lainnya sesuai resep dokter, butuh Rp5 juta untuk sehari semalam. Selama sepekan terakhir, menurut Mukhlis, total biaya perawatan anaknya sudah lebih dari Rp 28 juta.
 
"Kami memang mendapat perawatan yang baik dari pihak RSUD dan semua sisa biaya perawatan masih terhutang. Mudah-mudahan ada keringanan," harapnya.(nur)