Venue Eks PON Mengenaskan

Venue Eks PON Mengenaskan
PEKANBARU (HR)-Mengenaskan. Begitulah kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi sejumlah venue cabang olahraga yang digunakan dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional di Riau tahun 2012 lalu. Ironisnya, bangunan-bangunan tersebut dibangun dengan menggunakan dana APBD Riau. Dana triliunan rupiah pun menjadi mubazir.
 
Beberapa waktu lalu, Pemprov Riau pernah merencanakan akan membentuk badan pengelola, yang akan mengurus venue-venue tersebut hingga bisa dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Namun hingga kini, rencana itu belum juga terwujud. 
 
Dari pantauan di lapangan, umumnya bangunan-bangunan tersebut terkesan dibiarkan dalam kondisi terbengkalai. Bahkan ada yang berubah fungsi menjadi tempat perbuatan mesum. 
 
Seperti di Stadion Utama yang berada dalam kawasan Kompleks Kampus Bina Krida Universitas Riau di Jalan Naga Sakti, Panam. Saat ini kondisinya tampak tidak terawat. Pagar dan akses jalan juga sudah banyak yang rusak, namun tidak pernah diperbaiki. Begitu juga cat bangunan, sudah banyak yang memudar. Rumput-rumput liar tampak memenuhi kawasan stadion serta sejumlah venue kecil di sampingnya. 
Pada malam hari, kawasan itu berubah menjadi gelap gulita.
Venue
 
 Sungguh berbeda kondisinya saat perhelatan PON Riau beberapa waktu lalu. Ketika itu, kawasan itu hampir setiap malam bermandikan dengan cahaya lampu yang terang benderang. Kondisi itu, tak ayal diduga dimanfaatkan untuk dijadikan lokasi mesum. Rumput liar yang dibiarkan tumbuh tinggi, seolah mendukung perbuatan terlarang bisa dilakukan dengan bebas. 
 
"Kami sering joging bersama teman di sini pada sore hari. Karena lokasi di sini memang luas," ujar Sali, salah seorang warga Panam, Rabu (3/12) sore kemarin. 
Namun Sali mengaku menyayangkan kondisi stadion yang saat ini terbengkalai. "Beberapa saat setelah PON, kondisinya memang dibiarkan begitu saja. Sayang kan, padahal untuk membangunnya menghabiskan dana yang tidak sedikit," ujar alumni Universitas Riau ini. 
 
Dibiarkan Rusak 
Kondisi serupa juga tampak dalam kawasan venue menembak di Jalan Yos Sudarso, Rumbai. Selain terbengkalai, kondisinya juga sangat mengenaskan. Tidak sedikit bagian bangunan yang tampak dibiarkan dalam kondisi rusak. Selain itu, sejumlah peralatan juga sudah hilang digondol maling.
 
Bagian bangunan yang rusak seperti tiang penyangga kanopi di pintu utama venue menembak. Keretakan terlihat di beberapa bagian. Selain itu, juga kelihatan kerenggangan antara penyangga yang menahan bobot kanopi, dengan dinding bangunan.
 
Memasuki pintu utama, terlihat keadaan bangunan di lantai satu yang tidak ada perkembangan pembangunan sejak venue menembak tersebut difungsikan. Lantai bangunan yang tidak berkeramik dan dinding yang tidak dicat. Bahkan, kerusakan parah terlihat jelas dalam areal menembak. Seperti, sasaran tembak yang rusak, penghalang sinar matahari yang tripleknya sudah terlepas dari posisinya, dan rumput yang terkesan dibiarkan tumbuh tanpa perawatan.
 
Hanya satu bagian areal menembak yang terletak di lantai satu, yang lantainya berkeramik. Namun untuk sasaran tembak dan bagian lainnya, sama dengan empat areal menembak lainnya. Bahkan, beberapa alat pendukung kegiatan tampak tidak ada di tempatnya. Kabarnya, sudah dipindahkan ke Bandung, Jawa Barat.
 
Menurut penuturan petugas keamanan di tempat itu, Thamriza, kondisi itu sudah berlangsung usai pelaksanaan PON VIII pada akhir 2012 silam. "Tidak ada pengerjaan lanjutan usai dilaksanakannya PON," ujar Thamriza.
 
Selain itu, banyaknya sarana pendukung yang hilang, Thamriza, menyatakan itu sudah terjadi sejak awal 2013. Saat itu, memang belum ada pihak pengamanan yang khusus ditempatkan di venue menembak yang letaknya tidak begitu jauh dari kawasan Sport Center Pekanbaru.
 
"Sejak sudah adanya pengamanan, tidak lagi ada kehilangan. Pernah ada orang yang mencoba untuk mengambil, namun segera kami ketahui dan telah diserahkan ke pihak Kepolisian," lanjutnya.
 
Adapun sarana pendukung yang hilang, di antaranya panel tegangan menengah, outgoing load break switch cubicle, kabel-kabel pada transformator dan panel kontrol genset, sistem tata suara dan beberapa yang lainnya seperti pecahan kaca dan rusaknya beberapa pintu utama.
 
"Berapa total nilai barang hilang, saya tidak tahu," katanya.
 
Meskipun tidak ada pengerjaan lanjutan, sebutnya, namun perawatan dan kebersihan bangunan tetap dilakukan. Disebutkannya, saat ini terdapat tiga orang petugas kebersihan yang setiap harinya bekerja membersihkan dan merawat gedung.
"Mereka bekerja membersihkan bagian dalam bangunan, dan merawat tanaman yang ada di taman," lanjutnya.
 
Dengan peralatan seadanya, petugas kebersihan tersebut bekerja. Bahkan, ada sebagian peralatan yang digunakan dibawa pekerja langsung dari rumahnya. "Meskipun pakai alat sendiri, pekerja tetap semangat membersihkan," imbuhnya.
 
Diharapkan Thamriza dan 3 pekerja yang ada agar pembangunan venue menembak ini dapat diselesaikan. Agar mereka bisa terus bekerja untuk membiayai kehidupan rumah tangga mereka. "Kami ingin bangunan ini bisa selesai. Agar kami bisa terus bekerja. Karena kami juga sudah punya keluarga," pungkasnya. (rud, dod, nom)