Dewan: Berantas Maksiat dan Narkoba
PEKANBARU (HR)-Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Ida Yulita Susanti, merasa khawatir menjamurnya tempat karaoke di Kota Pekanbaru. Karena rumah musik ini sering digunakan menjadi tempat maksiat dan ajang peredaran narkoba
"Khawatir kita melihat Kota Pekanbaru ini. Katanya ingin menjadi Kota Madani, namun tempat prostitusi menjamur dimana-mana. Apalagi muda-mudi kita menjadikan ruang karaoke ini sebagai tempat maksiat. Seakan mereka mendapatkan sarana yang tepat untuk melancarkan perbuatannya," ucap Ida, ketika berbincang bersama wartawan, Rabu (9/9).
Menurut Politisi Partai Golkar ini, instansi terkait diharapkan tanggap melihat kondisi ini. Sebelum keberadaan tempat karaoke yang menjadi sarang maksiat dan narkoba nantinya semakin berkembang luas tanpa ada pengawasan dan aturan yang jelas, sehingga meresahkan dan sulit untuk diberantas.
"Hendaknya ada tim untuk selalu melakukan cek berkala ke lokasi karaoke, apakah pihak pengelola karaoke ini sudah menjalankan regulasi yang ada atau malah menyimpang. Karena saya dengar dari laporan masyarakat, di sana (tempat karaoke) ada kamar-kamar yang kita bebas mau ngapain saja di dalamnya," ungkap Ida.
Anggota Komisi I ini juga menyarankan, setiap karaoke di Kota Pekanbaru harus menjunjung tinggi norma yang berlaku di Bumi Melayu yang kental dengan norma agama dan adat istiadat. Setiap tempat karaoke diminta mengedepankan kebudayaan Melayu, bukan malah mencontoh budaya barat.
"Jika memang ada kamar-kamar, kita minta harus ada CCTV untuk memantau apa yang dilakukan pengunjung. Karena ingat, ini tempat karaoke dan jangan dijadikan tempat hal lain. Jika merasa dipantau, saya yakin pengunjung tidak akan berani berbuat asusila," imbuhnya.
Seperti diketahui, Selasa sore lalu, tiga pasang muda mudi digrebek Satpol PP dan BNN Riau tengah mesum di ruang karaoke. Sehingga memunculkan presepsi negatif terhadap tempat hiburan yang satu ini. ***