Hari Pertama Penerapan Harga Baru

BBM di SPBU ‘Menghilang’

BBM di SPBU ‘Menghilang’

PEKANBARU (HR)-Kejadian tak mengenakkan, terjadi saat hari pertama penerapan harga bahan bakar Mmnyak, Selasa (5/1). Hal itu disebabkan stok bahan bakar jenis premium dan solar, tiba-tiba saja 'menghilang' di sejumlah SPBU. Dari pantauan lapangan, kondisi ini terjadi di beberapa daerah seperti Rokan Hulu, Duri, Dumai hingga Kabupaten Siak. Tak ayal, kondisi itu langsung dikeluhkan masyarakat.

Seperti diketahui, terhitung sejak Selasa kemarin, pemerintah melalui PT Pertamina secara resmi memberlakukan harga baru untuk bahan bakar minyak (BBM). Di Pulau Sumatera, harga premium turun dari Rp7.300 per liter menjadi Rp6.950 per liter. Begitu pula solar turun dari Rp6.700 menjadi Rp5.650 per liter. Sedangkan pertalite, turun dari Rp8.250 menjadi Rp7.900  per liter.

Kosongnya stok BBM di SPBU itu, diungkapkan Yasril (40), warga Pasir Pengaraian, Rokan Hulu. Ketika ditemui Selasa (5/1) kemarin, ia mengaku kesal karena stok premium di SPBU Kecamatan Rambah, tiba-tiba tidak ada. Di tempat itu hanya terpasang pengumuman bahwa BBM sedang dalam perjalanan.

"Di pedagang eceran juga begitu. Saya baru ketemu ada yang jual bensin di kios dekat Jembatan Batang Lubuh. Harganya Rp10 ribu per liter," ujarnya.

Yang membuat dirinya merasa penasaran, mengapa stok BBM itu tiba-tiba BBM menghilang ketika harganya diturunkan pemerintah. "Ini yang jadi tanda tanya. Pemerintah kita minta tanggaplah," pintanya.

Tidak hanya di Rokan Hulu, kondisi serupa juga terjadi di daerah lain seperti Kota Dumai dan Duri. Sama halnya dengan di Rokan Hulu, sejauh ini belum diketahui secara pasti, apa penyebab 'menghilangnya' stok BBM di sejumlah SPBU tersebut.

Kondisi ini terjadi di beberapa SPBU di dua daerah tersebut. Tidak terlihat adanya petugas SPBU dan pihak manajemen yang bertugas melayani masyarakat seperti hari-hari biasa.

"Saya heran juga, harga BBM turun, kok masyarakat malah susah dapat BBM," ungkap Ari, salah seorang sopir truk barang yang akan mengisi solar di SPBU Kota Dumai.

Sedangkan nada penasaran diungkapkan Hartono, warga Duri. Menurutnya, pada malam sebelum pemberlakuan harga BBM diterapkan, ia sempat berbincang-bincang dengan petugas SPBU di Jalan Hangtuah, Kota Duri. Ketika itu, petugas itu mengatakan stok BBM masih cukup untuk tiga hari mendatang. "Siang ini saya mau mengisi premium malah kosong. Petugasnya pun entah ke mana, tak terlihat satu pun," ujarnya.

Tak berbeda, kondisi serupa juga dirasakan masyarakat Siak. Mereka mengaku heran, karena stok BBM khususnya premium, tiba-tiba saja menghilang. Seperti yang terjadi di SPBU Kota Siak.


"Sejak pagi, sudah tiga kali saya bolak-balik ke SPBU ini, tapi sampai sore tetap saja masih tutup. Ya, mau apa lagi, terpaksa ngisi minyak eceran saja," keluh Rudi, warga Siak.

Kondisi serupa juga dilontarkan warga Siak lainnya yang ditemui di lapangan. Mereka mengaku menyesalkan sikap pemerintah, yang terkesan tidak tanggap dengan kondisi itu.

"Ini akibat pemerintah daerah kurang tegas. Harusnya ditindak saja, atau bangun lagi SPBU di Siak ini, sehingga warga punya pilihan. Kalau setiap hari beli minyak eceran, selisih harganya Rp2 ribu dari harga SPBU. Mana kuat kita tiap hari beli minyak ketenggan itu," ujar Iwan, warga Siak lainnya.

Menurut Dasrial, salah seorang karyawan di SPBU Jalan Siak Tumang, stok di SPBU saat ini masih dalam perjalanan. Karena adanya penurunan harga BBM, makanya sengaja tidak dibeli dulu hingga ada keputusan dari pemerintah,

"Iya bang, karena harga minyak turun, makanya sengaja kita tutup dulu SPBU. Saya cuma pekerja di sini, perintah bos saya memang gitu, ya kita jalani saja," ujarnya.

Suplai Tetap
Sementara itu, Branch Manager Marketing Riau, Ardyan Aditya mengatakan, sejauh ini tidak penambahan atau pengurangan suplai BBM di Riau. Menurutnya, pertamina hanya mengisi suplai sesuai dengan permintaan dari SPBU. Tidak ada penambahan yang signifikan.

"Suplai yang kita isi sesuai permintaan saja, tidak ada penambahan. Meskipun harga sudah turun, karena baru per hari ini (Selasa, red) banyak orderan BBM. Karena banyak pihak konsumen yang menunda pembelian karena menunggu harga turun," ujarnya.


Menurutnya, penerapan harga baru pada 5 Januari ini, untuk memberikan kesempatan kepada para distributor dan SPBU, pengecer untuk menghabiskan stok dan memberikan kesempatan Pertamina melakukan persiapan dan penataan sistem. "Makanya pada hari ini permintaan suplai meningkat. Karena sebelumnya banyak SPBU yang menunda pembelian BBM khususnya premium dan solar," ujarnya lagi. (yus, nie, grc, bbs)