Pangkomabar

Beberkan Skenario Perompakan Kapal Singapura

Beberkan Skenario Perompakan Kapal Singapura

DUMAI (HR) - Insiden perompakan Kapal MT Joaquim berbendera Singapura di Selat Malaka, beberapa waktu lalu hingga mengalami kerugian atas muatan minyak jenis light crude oil  sebanyak 2.900 ton dari total kapasitas 3.500 ton, disimpulkan sementara hanya sebuah skenario untuk tujuan tertentu.

Hal itu disampaikan Panglima Armada RI Kawasan Barat Laksma TNI AL Taufiqoerrahman, saat menggelar ekspos di Dermaga TNI AL Bangsal Aceh Dumai.

"Muatan minyak LCO yang diangkut MT Joaquin yang dirompak pada Sabtu 8 Agustus 2015 lalu diketahui tidak dilengkapi dengan dokumen resmi alias ilegal. Penyelidikan masih berjalan, tapi kesimpulan sementara adalah perompakan ini direkayasa untuk menghindari pajak," terangnya.

Ditegaskannya, kasus ini ingin mencari keuntungan dari pihak Asuransi karena kapal dirusak. Dari keterangan salah seorang anggota kapal MT Joaquin, lanjut dia, muatan minyak dikuras oleh kawanan perompak dengan menggunakan kapal MT Kharisma 9 di sekitar perairan perbatasan Malaysia-Indonesia.

Selain itu, awalnya akibat kejadian ini dilaporkan ada dua anggota kapal menjadi korban kekerasan kawanan perompak dan mengalami cidera berat, namun dipastikan tidak ada yang terluka setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Nahkoda dan tujuh anak buah kapal serta Kapal MT Joaquim hingga kini masih diamankan di Dermaga Pangkalan TNI AL Dumai untuk kepentingan penyelidikan dan pihaknya terus melakukan upaya perburuan terhadap kapal perompak tersebut.

"Kapal yang digunakan perompak berukuran sama dengan MT Joaquim dan tujuan berlayar ke perairan Lengkawi tanpa memiliki peta laut. Jadi untuk sementara ini, kasus masih kita selidiki guna membongkar permasalahan sebenarnya terjadi," ungkapnya.

Diterangkannya, pihak TNI AL sendiri juga menemukan keganjilan dalam aksi perompakan laut ini, yaitu sarana komunikasi yang digunakan perompak dengan kapal penampung dan perahu pancung hanya berupa HT yang tidak bisa menjangkau jarak jauh.

Disamping itu, para anak buah kapal MT Joaquim juga tidak mengenali Sam alias Lim Puay Kwang warga Singapura yang ditunjuk sebagai Banker Clerk, karena perusahaan Yu Tat Pte.Ltd hanya menunjuk Aseng, Alan dan Sanon. Meski menemui banyak kecurigaan, namun sejauh ini nakhoda dan anak buah kapal masih berstatus saksi.

"Mereka yang kita amankan ini kooperatif dan bekerja sama baik dalam proses penyelidikan. Proses pemindahan minyak MT Joaquim ke kapal perompak sekitar enam jam dan berhasil menguras sebanyak 2.900 ton dari total kapasitas 3.500 ton," ucapnya mengakhiri. (zul)