Hari Anak Nasional

Pemkab Rohul Bangun Sinergi Empat Komponen

Pemkab Rohul Bangun Sinergi Empat Komponen

PASIR PENGARAIAN (HR)-Bupati Rokan Hulu, H Achmad, memimpin upacara peringatan Hari Anak Nasional tingkat Kabupaten Rohul 2015. Kegiatan digelar di Halaman Kantor Bupati Rokan Hulu, Senin (27/7).

Bupati Rokan Hulu, membentuk forum anak untuk melakukan kegiatan bakti sosial agar anak bisa tetap terawasi.

Usai upacara, Bupati menyebutkan upaya yang dilakukan agar terhindar dari kekerasan dan pelecehan seksual yakni dengan sinergikan berbagai lapisan masyarakat terkait pengawasan anak.

Ada empat hal yang dilakukan untuk mensinergikannya, pertama keluarga, kedua lingkungan sekitarnya, ketiga sekolah dan keempat Pemerintah Daerah (Pemda).

“Ini sama-sama kita lakukan pengawasan. Sebab kecenderungan manusia, apabila tidak diawasi cenderung akan melakukan hal-hal diluar aturan yang normatif, diluar norma-norma kehidupan. Sebab itu perlu dilakukan pengawasan semua lini," jelasnya.

 Seterusnya upaya yang dilakukan untuk mencegah kekerasan terhadap anak, pertama pendekatan edukatif, pendekatan religius melalui pendidikan agama, kemudian pendekatan lewat norma-norma kehidupan masyarakat,” terang Bupati Rohul.

Kekerasan terhadap anak penyebabnya tidak hanya dari manusia tapi dari kemajuan sains dan tekhnologi. Ini perlu dikontrol dengan melarang anak supaya tidak menonton film yang mampu merubah karakter dan sifatnya menjadi tidak baik.

“Jadi, lebih dari pengawasan nilai kasih sayang juga perlu ditanamkan. Kita tahu dijamaan sekarang merupakan masa yang sangat sibuk. Sibuk dengan profesinya, orang tua sibuk dengan pekerjaannya. Dan ini berpotensi menelantarkan nilai kasing sayang terhadap anak,” ungkat Achmad.

Selain itu, perlu juga diantispasi terhadap lingkungan sekitarnya. Jangan sampai anak menjadi korban seksual, kekerasan atau dipekerjakan di bawah umur. Ini perlu sinergisitas terhadap empat komponen ini. Dan forum anak dibentuk tugas dan fungsinya melakukan berbagai kegiatan sosial. Tapi ini tidaklah banyak berperan karena yang berperan aktif itu adalah orang tua.

Untuk mengantispasi hal itu, pemerintah membentuk forum peduli anak, memasukan kurikulum keagamaan setiap tingkatan, kemudian mengadakan kegiatan bakti sosial untuk membentuk budi pekerti anak.

“Apalagi kurikulum dan budi pekerti sudah dimasukan  pada kurikulum anak anak. Bagaimanapun budi pekerti merupakan moral dan akhlak,” tutupnya. (gus)