Bila Kualitas Udara Semakin Memburuk

Sekolah akan Diliburkan

Sekolah akan Diliburkan

PEKANBARU(HR)- Walikota Pekanbaru, Firdaus menegaskan akan meliburkan sekolah, khususnya bagi Pendidikan Anak Usia Dini bila kualitas udara semakin memburuk.

"Kami akan pantau udara, jika sore ini cuaca dan kualitas udara semakin memburuk, maka kita akan meliburkan sekolah esok harinya (Selasa, Red)," kata Wako, Senin (27/7).

Hingga saat ini, diakui Firdaus, pihaknya belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah. Karena laporan kualitas asap atau seberapa besar tingkat keparahannya diperkirakan belum memaksa untuk meliburkan sekolah. "Namun kalau kualitas udara semakin buruk, kita akan langsung perintahkan Dinas Pendidikan untuk libur sekolah. Khusus untuk PAUD dan SD, kalau  SMP, SMA dan perguruan tinggi mereka sudah mengerti dengan kesehatan. Tentu mereka bisa mengatasinya dengan menggunakan masker," kata Firdaus.

Ditambahkannya, partikel asap yang dihirup saat ini oleh anak-anak, sangat berbahaya terhadap pertumbuhan kesehatan dan otak pada 10-15 tahun mendatang, meskipun dampaknya saat ini hanya terlihat pada terinfeksinya saluran pernafasan. Akan tetapi dalam jangka panjang sangat membahayakan serta merusak generasi penerus bangsa.

"Sekali lagi saya katakan, kami akan terus lakukan evaluasi mengenai kondisi kualitas udara Pekanbaru. Bika semakin memburuk, anak-anak akan kami liburkan sekolah," tandasnya.

Berdasarkan pantauan Haluan Riau di lapangan, kondisi udara di Pekanbaru, Senin (27/7) semakin memburuk. Hal itu diperkuat dengan dua papan Indeks Standar Pencemar udara (ISPU) yang menunjukkan kondisi udara tidak sehat. Posisi ini berubah dari kondisi dihari sebelumnya dalam posisi sedang.

Sementara itu, Zulfadil, Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, mengatakan pihaknya belum bisa mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan sekolah. Karena masih menunggu rekomendasi dari Dinas Kesehatan. "Jika Dinas Kesehatan telah mengeluarkan rekomendasi terhadap konsisi udara yang tidak baik, kita siap untuk meliburkan aktifitas sekolah. Namun saat ini, kita belum terima itu," jelasnya.

Hotspot Berkurang
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Penanggulangan Kebakaran Hutan, Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Riau Ir Rahidi mengatakan, hotspot di Riau terus berkurang.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat 122

hotspot pada Minggu (26/7), sedangkan pada Senin (27/7) menjadi menjadi 20 hotspot. Upaya pencegahan yang dilakukan, yakni menggalakkan sosialisasi ke masyarakat dan perusahaan agar jangan membuka lahan dengan cara membakar. Selain itu, Dishut Provinsi Riau juga menyebarkan brosur ke instansi terkait.  

Terhadap lahan dan hutan yang terbakar, ungkap Rahidi, pihaknya menurunkan tim melakukan pemadaman. Direncanakan, Dishut Provinsi Riau akan memadamkan karhutla di Kabupaten Inhu dan Pelalawan yang terdeteksi banyak hotspot, pekan ini.***