DPR Apresiasi Harga Sembako Stabil Selama Bulan Puasa

DPR Apresiasi Harga Sembako Stabil Selama Bulan Puasa

Jakarta--- Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan tim ekonomi Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo dalam menstabilkan harga sembako pada selama bulan puasa. Namun, DPR tetap mengingatkan pemerintah agar tetap waspada dan menyiapkan langkah-langkah yang tepat untuk menjaga harga sembako agar tetap stabil hingga lebaran.

 

"Kali ini tim ekonomi patut diapresiasi, terutama Kementerian Perdagangan," kata Taufik Kurniawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/6) kemarin, menanggapi stabilitas harga komoditas pangan akhir-akhir ini.


 

Taufik mengakui, selama sepekan puasa di bulan ramadhan ini, dari inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan anggota dan pimpinan DPR, belum menerima adanya keluhan dari pedagang maupun masyarakat terhadap harga kebutuhan pokok. "Kita apresiasi kinerja tim ekonomi pemerintah. Kita syukuri harga sembako saat ini relatif stabil dan tidak terlalu bergejolak," katanya.

 

Dia menyambut baik langkah antisipatif Menteri Perdagangan Rachmad Gobel yang misalnya telah mengeluarkan izin impor daging sapi sebanyak 29 ribu ekor sapi siap potong untuk menstabilkan harga daging saat puasa dan menjelang lebaran. Selain itu, Mendag diketahui telah menyiapkan keluarnya Perpres Nomer 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan Penyimpanan Harga Kebutuhan Pokok dan Barang Penting. Perpres ini walau diragukan efektifitasnya, ternyata mampu juga mengendalikan gejolak harga selama puasa ini.

 

"Harapannya rakyat senang, harga-harga sembako relatif stabil agak terkendali, bisa berlangsung semakin baik lagi hingga lebaran nanti," kata Wakil Ketua DPR yang mengkoordinir bidang Kesejahteraan Rakyat ini. 

 

Anggota Komisi IV DPR Fadli Nurzal meminta pemerintah tetap mengambil langkah-langkah untuk menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok terutama menjelang lebaran. Fadli mengakui, saat ini harga masih merata dan kalau pun ada yang naik tidak secara signifikan.

 

"Kenaikan harga-harga sekarang memang tidak merata, ada stabil dan ada yang naik, tapi tidak begitu singnifikan. Kenaikan harga ini pun cenderung disebabkan distribusi yang panjang, misalkan kentang dari Bukit Tinggi harus dibawa dulu ke Jakarta, kemudian baru dilempar ke pasar. Tentu dengan pendistribusian begini menambah biaya yang berakibat naiknya harga barang,” katanya.

 

Fadly berharap Mendag secara aktif melakukan koordinasi dengan Menteri Pertanian dan pihak-pihak yang terkait sehingga harga-harga tetap dapat terjaga. "Harga-harga itu akan mulai bergerak pada minggu kedua ramadan dan minggu ketiga, di mana rakyat sudah mulai melakukan persiapan-persiapan memasuki ramadan. Jadi peranan Mendag, Menteri Pertanian dan pihak-pihak terkait harus sudah melakukan antisipasi," kata Fadli Nurzal.(rls/ajs)