Wabup Ajak Masyarakat Galakkan Swasembada Pangan

Wabup Ajak Masyarakat Galakkan Swasembada Pangan

BENGKALIS (HR)-Harga kebutuhan pokok atau sembako yang harganya mulai merangkak naik, turut dirasakan para pejabat teras di lingkup Pemkab Bengkalis. Kenaikan harga kebutuhan pokok terjadi secara nasional. Kendati demikian, perlu adanya upaya dan ketegasan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kembali swasembada pangan.

 Seperti diutarakan Wakil Bupati Bengkalis, H Suayatno, Senin (22/6), kenaikan kebutuhan sembako hendaknya disikapi dua hal oleh pemerintah bersama-sama masyarakat. Pertama, bagaimana SKPD bersama masyarakat meningkatkan swasembada pangan, melalui program yang melibatkan masyarakat.

Kedua, bagaimana dengan jumlah penduduk yang semakin hari semakin meningkat ini, masyarakat juga punya pemikiran untuk ikut dalam penyediaan pangan, jika perlu jadikan pekerjaan petani atau berkebun menjadi sebuah profesi. Sehingga, tidak berkutat dengan pekerjaan kantoran, ataupun profesi lainnya yang jauh dari aktivitas bercocok tanam.

‘’Menurut hemat saya, sudah saat ini kita berobah, hilangkan paradigma, bahwa pekerjaan petani itu tidak profesi, dan kurang dipandang. Padahal, dahulunya ki

ta semua ini dibesarkan oleh keluarga petani, atau masyarakat petani. Kalau tidak ada petani, mungkin kita tidak bisa menikmati kebutuhan pokok, nah di Bengkalis saya rasa sektor peningkatan pangan ini perlu digalakkan secara bersama-sama,’’ kata Suayatno.

 Dengan harga sembako yang melambung tinggi, seperti cabe merah yang harganya sudah mencapai Rp70 ribu/kilogram, sudah saatnya, masyarakat di Bengkalis menyisihkan waktu luang dengan melakukan aktivitas pertanian atau perkebunan.

 Suayatno  menjelaskan, upaya pemerintah dalam menekan tingginya lonjakan harga sembako  tahun 2015 melalui pasar murah, kebutuhan sembako yang disubsidi dan dibagikan ke masyarakat. Akan tetapi, pasar murah itu juga belum bisa dikatakan efektif, karena sewaktu-waktu bisa saja tidak diberlakukan lagi, karena tidak tersedianya anggaran.

‘’Pasar Murah memang merupakan solusi, tapi tidak tahu sampai kapan program itu diberlakukan, paling bisa sedikit membantu diwaktu-waktu tertentu saja, seperti mendekati lebaran, namun pada hari-hari biasa tentunya harus dipikirkan juga,”’’ terangnya.

Saat ini kebutuhan pokok di Pulau Bengkalis hampir keseluruhan berasal dari luar daerah. Dengan jarak tempuh pendistribusian yang sering mengalami kendala, mulai dari kekurangan stok, kemudian terlambat pendistribusian dan juga kos yang dikeluarkan cukup tinggi ketika bahan sembako itu sampai ke Pulau Bengkalis.

“Untuk saat ini dibeberapa desa di pulau Bengkalis, aktivitas pertanian dan perkebunannya masih ada. Namun, jumlah atau hasil yang diperoleh tidak cukup untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat kita yang semakin hari semakin bertambah,” terangnya.(adv/humas)