Masyarakat Dumai Menginginkan Walikotanya Tak Korupsi

Masyarakat Dumai Menginginkan Walikotanya Tak Korupsi

JAKARTA-----Mendekati masa pemilihan walikota Dumai , incumbent masih mengungguli nama baru. Meski begitu, pendatang baru berhasil meraih hati pemilih.

Hal itu terungkap dari hasil survei yang dilakukan Focus Survey Indonesia pada 18-26 Mei 2015 pada 7 Kecamatan di Dumai.

Menurut Direktur Focus Survey Indonesia, Sutisna, Survey ini memotret kecenderungan perilaku memilih yang terkait dengan popularitas para bakal calon kepala daerah beserta faktor-faktor yang memungkinkan mendorong pemilih untuk memilih salah satu dari para calon Tersebut.

"Mekanisme survey dilakukan terlebih dahulu Pra survey untuk mendapatkan informasi terhadap Nama tokoh -tokoh yang akan disurvei didapat dari nama nama tokoh yang muncul dalam pembicaraan Masyarakat Dumai disekitar kedai, Rumah makan di Dumai Dan pemberitaan di media lokal di Dumai," ujarnya dalam siaran pers Jumat, (5/6/2015).

Lanjut Sutisna, dari hasil pra survey muncul nama nama tokoh diantaranya adalah A Tito Gito yang merupakan politisi PDI Perjuangan. Kemudian ada juga nama Sunaryo dari PAN, Agus Widayat dan Zulkifli AS mantan walikota Dumai dari Partai Nasdem serta Zulkifli Ahad dari Partai Golkar. ketua DPC Partai Demokrat Kota Dumai Eko Suharjo.

Sementara sejumlah mantan birokrat diantaranya mantan Sekda Kabupaten Rokan Hilir Asmirin Usman, mantan Walikota Dumai Wan Syamsir Yus serta akademisi muda Muhammad Ikhsan.

"Begitu juga Walikota Dumai saat ini Khairul Anwar. Nama tersebut diusulkan masyarakat untuk tampil dan melanjutkan kepemimpinan di daerah dan telah dievaluasi dan dinilai layak disiapkan tampil pada pesta memilih pemimpin Kota Dumai lima tahun ke depan," tambahnya.

Kata Sutisna, dalam temuan survey kriteria calon walikota yang diinginkan masyrakat Dumai ternyata dari temuan survey yang paling diinginkan oleh masyarakat Dumai adalah calon walikota tertinggi adalah yang punya rekam jejak yang bersih dari korupsi dan kasus hukum yaitu 48,2 persen, sementara kriteria primodialisme berdasarkan ke sukuan dalam memilih calon walikota Dumai hanya 10,2 persen yang menjadi pilihan masyarakat, sedangkan berdasarkan kesamaan agama terhadap calon walikota hanya 28,3 persen dan kriteria lainya seperti latar belakang pendidikan calon walikota hanya 13,3 persen.

“Kita sudah banyak melakukan pada Survei opini Publik Terkait Pilkada serentak 2015 beberapa daerah untuk menunjukan hasil kerja kita independen, karena hasil survei ini dibiayai oleh perusahaan perusahaan yang punya kepentingan dengan kepla daeraj yang akan memimpin nanti terkait dengan perusahaan yang sudah dan akan melakukan investasi di Indonesia," katanya.

Dijelaskan Sutisna, temuan survey Hasilnya, pada pertanyaan seandainya Pemilihan walikota Dumai dilaksanakan pada hari ini, siapa walikota yang akan bapak/ibu pilih?

Ternyata 20,6 persen masyarakat memilih Agus Widayat dan urutan kedua adalah Muhamad Ikhsan yang merupakan tokoh yang baru muncul berhasil meraih simpati masyarakat 13,2 persen.

Sedangkan di urutan tiga adalah Khaerul Anwar walikota incumbent meraih dukungan publik sebesar 12,5 dan mantan sementara Tito Gito dari PDI Perjuangan memiliki tingkat elektabilitas 11 ,5 persen,  Selain empat nama yang memliki elektabilitas diatas 10 persen di atas ada nama mantan Walikota Dumai Zulkifli AS yang yang mendapat 9,8 persen suara.

Sedangkan anggota DPRD Kotai Dumai asal PAN, mantan wakil walikota Dumai Sunaryo mendapatkan kepercayaan 7,1 persen. sementara Sekda Kabupaten Rokan Hilir Asmirin Usman meraih dukungan publik 4,2 persen Lalu, ketua DPC Partai Demokrat Kota Dumai Eko Suharjo yang mendapat 3,1 persen.

Sedangkan mantan Walikota Dumai Wan Syamsir Yus memiliki tingkat elektabilitas 2,5 persen dan Zulkifli Ahad dari Partai Golkar 2,2 persen  dan yang belum punya pilihan adalah 13, 3 persen.

Jika dilihat dari popularitas calon walikota, menurut Sutisna, Agus Widayat dikenal oleh 67,9 persen responden, Khairul Anwar 56,3 persen, dan mantan Walikota Dumai Zulkifli AS 53,5 persen, sedangkan Muhamad Ikhsan 63,7 persen yang tertinggi.

Sedangkan tingkat akseptabilitas, Agus Widayat disukai 65 ,7persen responden, Muhamad Ikhsan 63,8 persen, Khairul Anwar 64 ,3 persen, mantan Walikota Dumai Zulkifli AS 56, persen dan Sunaryo 51,9 persen. Wan Syamsir Yus 45,5 persen, Sekda Kabupaten Rokan Hilir Asmirin Usman 56,3persen dan Tito Gito dari PDI Perjuangan memiliki tingkat elektabilitas sebagai Cawako 58,9 persen

Sutisna memprediksi, 5 besar calon yang paling kuat persaingannya diantaranya Agus Widayat , Muhamad Ikhsan, Khairul Anwar, Tito Gito dari PDI Perjuangan dan mantan Walikota Dumai Zulkifli AS Artinya, persaingan ketat terjadi antara mereka untuk bisa menarik simpati masyarakat Dumai.

Dari hasil survey ini juga maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sosok calon wakil walikota juga akan memberi kontribusi keterpilihan yang besar sebab belum ada satu calon walikota yang mencapai 25 persen menjadi pilihan publik de mikian kata Sutisna, jadi perlu kerja keras bagi para tokoh untuk bisa meraih kemenangan dan simpati masyarakat, Sutisna menambahkan, agar suara para calon ini bisa naik, calon wakil wali kota yang mendampingi mereka sangat menentukan.

"Jika cawawako mendukung, maka suaranya akan naik. Jika salah pilih bisa kacau,” katanya.

Survei ini dilaksanakan dengan metodologi multi stage random sampling, dengan cara wawancara tatap muka langsung hingga tingkat RW di 7 Kecamatan di Kota Dumai .

Responden 1000 orang yang mewakili semua kelompok masyarakat, mulai dari jenis kelamin, pendidikan, suku, agama, dan usia. dan Penduduk Kota Dumai yang sudah berusia 17 tahun atau sudah menikah yang didasarkan pada jumlah daftar pemilih tetap pada pilpres 2014 dengan Tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin error 3,09 persen.rls/ajs