Massa Tuntut Polri Bebas Pungli Hingga Hentikan Kriminalisasi Mahasiswa
Riaumandiri.co - Puluhan mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Riau, Senin (1/9). Massa itu datang selepas waktu salah zuhur dengan membentang spanduk berisi tuntutan serta bendera asal kampus.
Langkah massa terhenti di depan gerbang Mapolda Riau, sebab akses keluar masuk utama ke kantor polisi itu telah dipagar dengan kawat berduri. Sejumlah personel pun juga telah menyambut kedatangannya.
Tak begitu lama, Koordinator Umum Rizky Febrian langsung melakukan orasinya, dengan menenteng toa kecil berwarna putih, suaranya begitu kuat untuk membakar semangat teman-temannya.
Massa yang dibawanya itu berasal dari berbagai perguruan tinggi yang berada di Provinsi Riau, mereka menamakan diri dengan Gerakan Evolusi Mahasiswa dan Masyarakat.
“Sekarang kita tak usah bicara hak asasi, tak usah bicara undang-undang, kita bicara dengan hati nurani saja. Jika demikian, saya yakin bapak-ibu menerima aspirasi kami, tapi respon tidak ada, yang ada hanyalah dihadapkan dengan kawat padahal kita tak membawa senjata hanya membawa tuntutan, spanduk dan bendera,” katanya dalam orasi.
Di dalam gerbang, berdiri Polisi Wanita (Polwan) yang berjaga sambil membentangkan spanduk berisikan pesan ajakan menyampaikan aspirasi dengan damai.
Tak lama berselang, muncul Kombes Pol Prabowo Santoso. Sosok polisi dengan Irwasda Polda Riau untuk keluar dari area aman untuk menjumpai massa aksi yang berada di pinggir Jalan Pattimura itu.
Dihadapannya, koordinator membacakan selembar kertas yang berisikan 7 tuntutan yang ditujukan kepada pihak Polri, khususnya Polda Riau.
Pertama, menuntut untuk mengakhiri segala bentuk kekerasan polisi terhadap mahasiswa maupun rakyat kecil dalam menyampaikan aspirasi. Kedua, meminta untuk membersihkan institusi Polri dari pungli dan korupsi baik di jalanan maupun di internal institusi Polri sendiri.
Ketiga, menuntut transparansi dan akuntabilitas hukum bahwa setiap pelanggaran aparat harus ditampilkan ke publik bukan ditutupi lagi dengan istilah oknum. Keempat, meminta untuk mengembalikan fungsi polisi sebagai pengayom rakyat bukan sekasar alat kekuasan yang menekan suara rakyat.
Kelima, meminta Kapolda Riau harus segera bertindak terkait persoalan serius di Riau: tambang ilegal peredaran narkotika, kriminal serta kekerasan terhadap anak dan tenaga kesehatan.
Keenam, meminta untuk reformasi total Polri mulai rekrutmen, pola pendidikan agar melahirkan aparat yang berintegritas berpihak kepada rakyat dan tuntutan terakhir meminta untuk menghentikan kriminalisasi terhadap mahasiwa dan rakyat yang menyatakan aspirasi.
Kombes Pol Prabowo menyatakan menerima tuntutan yang telah disampaikan oleh massa aksi, dia pun turut menandatangani tuntutan tersebut sebelum diterimanya.
Usai menyampaikan aspirasinya, massa aksi membubarkan diri dengan tertib, sebelum itu menyempat berfoto bersama dengan pejabat Polda Riau sebagai bukti telah diterimanya aspirasi mereka.