BPS Catat Inflasi Riau Capai 0,72 persen

BPS Catat Inflasi Riau Capai 0,72 persen

Riaumandiri.co - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data inflasi untuk Provinsi Riau pada bulan Maret 2024, yang mencapai 0,72 persen. Ini menunjukkan kenaikan harga secara umum di Riau, salah satu temuan utama dari laporan tersebut adalah bahwa kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi, dengan andil sebesar 0,61 persen Senin, (1/4).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Asep Riyadi mengatakan, pada bulan Maret 2024, Provinsi Riau terjadi inflasi m-to-m sebesar 0,72 persen, inflasi y-on-y sebesar 3,57 persen dan inflasi y-to-d sebesar 1,43 persen Komoditas penyumbang utama inflasi antara lain Cabaimerah, bawang merah, kentang, telur ayam ras, beras, cabai rawit, cabai hijau, ikan serai, terong dan minyak goreng.

"Penyumbang inflasi berasal dari komoditas cabai merah 0,28 persen. Lalu, disusul bawang merah sebesar 0,10 persen, kentang 0,08 persen, telur ayam ras 0,06 persen, emas perhiasan 0,06 persen, dan beras 0,03 persen," ujarnya.


Penyumbang utama inflasi Provinsi Riau bulan Maret 2024 secara y-on-y berasal dari Kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil 2,41 %. Komoditas penyumbang utamainflasi pada kelompok ini adalah cabai merah Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dengan andil 0,40 %. 

"Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk Kelompok transportasi dengan andil 0,26 persen, Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok mobil," jelasnya.

Dari total inflasi Riau pada Maret 2024 , Tembilahan menyumbang inflasi sebesar 1,22 persen dengan IHK sebesar 105, 27 diikuti oleh Kabupaten Kampar sebesar 0,67 dengan IHK 109,29, kemudian Kota Pekanbaru menyumbang inflasi sebesar 0,66 persen dengan IHK 106,21, Kota Dumai menyumbang inflasi sebesar 0,90 dengan IHK 106,90.

Melalui data inflasi, dapat dipahami bagaimana perubahan harga-harga barang dan jasa mempengaruhi daya beli masyarakat serta stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Pemerintah dan pelaku ekonomi lainnya sering mengacu pada data inflasi untuk membuat kebijakan dan strategi yang tepat dalam menjaga stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi.

Dengan demikian, pemerintah daerah dan lembaga terkait dapat menggunakan informasi yang disediakan oleh BPS untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang tepat guna mengelola inflasi dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Provinsi Riau.

Upaya untuk mengendalikan harga-harga barang kebutuhan pokok dan mendorong produksi lokal bisa menjadi langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi dampak inflasi pada masyarakat

"Sementara itu Nilai Tukar Perani (NTP) Riau pada Maret 2024 sebesar 164,08 atau naik 3,98 persen dibanding bulan sebelumnya," jelasnya.

Indeks harga terima petani Riau sebesar 194, 36 atau naik 4,55 persen dengan komoditas penyumbang utama kelapa sawit, karet, cabai rawit, cabai rawit, adapun indeks harga bayar petani Riau pada Maret sebesar 118,46 persen atau naik 0,55 persen dengan komoditas penyumbang utama yakni cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan daging ayam ras.

"Tanaman pangan Riau bulan Maret sebesar 97,92 atau naik 0,63 persen diikuti oleh subsektor holtikultura sebesar 112,65 atau naik 5,65 persen, tanaman perkebunan rakyat sebesar 170,32 atau naik 4,25 persen," ucapnya.

Selanjutnya nilai tukar usaha petani (NTUP) Riau pada Maret sebesar 161,30 atau naik 4,53 persen dari bulan sebelumnya adapun indeks harga biaya produksi sebesar 120,50 atau mengalami kenaikan 0,02 persen.

Naiknya NTP juga dapat memiliki dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah, karena meningkatnya daya beli petani dapat mendorong aktivitas ekonomi di sektor lainnya.

Selain itu, kenaikan NTP juga dapat membantu mengurangi disparitas ekonomi antara petani dan non-petani, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan secara keseluruhan.

Dengan demikian, kenaikan NTP Riau pada bulan Maret 2024 adalah suatu perkembangan yang positif dan memberikan harapan bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Riau.

Langkah-langkah selanjutnya dapat difokuskan pada memperkuat sektor pertanian, meningkatkan akses petani terhadap pasar, serta mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertanian saja.