Gubri Edy Natar Hadiri Prosesi Melayur Jalur Carano Kuansing

Gubri Edy Natar Hadiri Prosesi Melayur Jalur Carano Kuansing

Riaumandiri.co - Gubernur Riau Edy Natar Nasution, secara langsung menghadiri acara melayur jalur carano Kuansing. Kegiatan ini berlangsung di Desa Koto Tuo, Kecamatan Kuatan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Jumat (08/12) malam.

Kehadiran Gubri Edy Nasution di sambut meriah oleh seluruh warga. Tampak dari pantauan Media Center Riau, mulai dari tari sombah carano hingga randai mengiringi kemariahan acara ini.

Dikakatakan, Gubernur Edy Nasution bahwa dirinya sangat senang dapat menyaksikan acara tradisi masyarakat Kuansing tersebut. Menurutnya budaya seperti inilah yang harus di jaga dan dikenalkan sampai generasi penerus.


“Saya sendiri malam ini baru pertama kali melihatnya dan bagaimana tradisinya harus kita jaga. Itulah sebabnya kenapa saya mau melangkahkan kaki ke sini," katanya.

“Tadi sudah disampaikan oleh Kepala Desa bahwa ini adalah merupakan sebuah tradisi yang sudah berjalan secara turun menurun. Rasanya tidak pas kalau saya sebagai Gubernur tidak mengetahui ini,” lanjutnya.

Dijelaskan, apabila suatu ketika ada tamu dari luar daerah Riau. Kemudian, bertanya tentang kebudayaan yang ada di kabupaten Kuantan Singingi, sudah seharusnya masyarakat bangga menjawab tradisi pacu jalur dan melayur jalur.

“Oleh karena itulah saya ingin tahu secara langsung melihat di lapangan ini. Sekaligus saya ingin bersilaturahmi bersama masyarakat,” jelasnya.

Diungkapkan, ia pun senang melihat antusias ratusan warga yang memadati lokasi melayur jalur. Dengan begitu, mantan Danrem Wira Bima/031 ini juga dapat menjadi kegiatan ini untuk wadah menyapa masyarakat.

“Karena itulah pada malam hari ini saya sangat berbahagia karena bisa bertemu dengan kita semua mudah-mudahan pertemuan kita ini merupakan pertemuan yang Allah ridhoi Amin ya robbal alamin.” ungkapnya.

Sementara, Kepala Desa Koto Tuo H Sunan Hijar menerangkan melayur jalur merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu. Melayur jalur berfungsi untuk mengembangkan perahu, dengan cara posisi jalur tersebut ditelungkupkan dan dibakar dari bawah.

“Melayur jalur ini adalah bentuk tradisi turun menurun masyarakat yang ada di sini sejak dulu. Kegiatan tersebut seperti melakukan pengasapan bagian tengah jalur, bertujuan untuk melapangkan jalur yang akan digunakan,” terangnya.

Ia menambahkan, saat ini Desa Koto Tuo sedang mempersiap tiga unit perahu untuk events pacu jalur. Diantaranya berupa satu unit jalur besar dan dua unit jalur mini.

“Pelayuran jalur malam ini menurut kami sangat luar biasa. Pertama jalur yang di layur malam ini jumlahnya 3 unit, biasanya cuman satu. Sekarang tiga unit yakni jalur besar satu dan jalur mini dua.” pungkasnya.