Kenaikan Harga Cabai Merah Picu Inflasi di Riau

Kenaikan Harga Cabai Merah Picu Inflasi di Riau

Riaumandiri.co - Akhir November 2023 nilai inflasi Riau mencapai 0,71 persen, faktor-faktor seperti kenaikan harga cabai merah dan bawang merah turut berkontribusi memincu nilai Inflasi tersebut, Jumat (1/12).

"Cabai merah melonjak tajam dalam beberapa bulan terakhir, mencapai level tertinggi dalam beberapa bulan terakhir ini," ujar Kepala BPS Riau Asep Riyadi

Faktor utama penyebab kenaikan harga cabai merah adalah kondisi cuaca ekstrem yang mempengaruhi produksi. Musim kemarau yang panjang dan curah hujan yang tidak menentu mengakibatkan penurunan produksi cabai merah di berbagai wilayah. Hal ini menyebabkan pasokan cabai merah berkurang, sementara permintaan tetap tinggi.


"Harga cabai merah melonjak naik akibat urah hujan yang cukup tinggi saat ini sehingga  harga cabai menjadi mahal," ujarnya

Dampak dari kenaikan harga cabai merah ini sangat terasa di tingkat konsumen, dengan kelompok rumah tangga menengah ke bawah merasakan tekanan inflasi yang signifikan. Masyarakat kini dihadapkan pada biaya hidup yang lebih tinggi, terutama dalam hal kebutuhan pokok sehari-hari.

Selanjutnya ia menjelaskan Inflasi secara Y on Y sebesar 3,26 persen inflasi M to M 0,71 persen dan inflasi tahun kalender sebesar 2,32 persen dengan kelompok makanan, minuman dan tembakau mengambil andil inflasi sebesar 2,21 persen.Selain itu komoditas bensin, ayam hidup, dan tomat sebagai penyumbang deflasi gabungan dari tiga kota di Provinsi Riau yakni Pekanbaru, Tembilahan dan Dumai.

Sementara itu indeks harga terima petani 180,43 persen angka tersebut naik 2,12 persen dibanding bulan lalu dengan komoditas penyumbang yakni kelapa sawit, gabah, cabai dan karet, kemudian untuk nilai indeks harga bayar petani sebesar 116,91 persen angka tersebut juga naik sebesar 0,91 persen dari bulan sebelumnya.

"Untuk nilai tukar petani secara keseluruhan pada November 2023 sebesar 154,33 persen angka tersebut naik 1,20 persen dibanding bulan lalu," tutur Asep Riyadi.

Kemudian nilai tukar usaha petani naik 2,08 persen menjadi 150,92 dengan perkembangan NTUP subsektor tanaman pangan pada November 2023 naik sebesar 2,15 persen yaknis sebesar 96.60.