Harga Minyak Naik Imbas Badai di Laut Hitam

Harga Minyak Naik Imbas Badai di Laut Hitam

Riaumandiri.co - Harga minyak naik pada Rabu (29/11) pagi menyusul badai di wilayah Laut Hitam yang mengganggu ekspor minyak dari Kazakhstan dan Rusia serta meningkatkan kekhawatiran akan terbatasnya pasokan.

Pada saat yang sama, investor menunggu keputusan penting dari OPEC+, yang mungkin memperdalam atau memperpanjang pengurangan produksi.

Tercatat, harga minyak mentah berjangka Brent naik 33 sen, atau 0,4 persen, menjadi US$82,01 per barel pada pukul 01.27 GMT.


Kenaikan harga juga terjadi pada minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS sebesar 45 sen, atau 0,6 persen, menjadi US$76,86 per barel.

Kedua minyak acuan tersebut naik sekitar 2 persen pada Selasa kemarin di tengah kemungkinan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia (OPEC+) memperpanjang atau memperdalam pengurangan pasokan, serta kekhawatiran terhadap produksi minyak Kazakh dan melemahnya dolar AS.

Badai hebat di wilayah Laut Hitam mengganggu hingga 2 juta barel per hari (bph) ekspor minyak dari Kazakhstan dan Rusia, menurut data pejabat negara dan agen pelabuhan.

Kementerian Energi Kazakhstan mengungkapkan ladang minyak terbesar mengurangi produksi minyak harian gabungan sebesar 56 persen mulai 27 November.

"Investor menutup posisi short menjelang pertemuan OPEC+ di tengah kekhawatiran atas gangguan pasokan dari Kazakhstan," kata Presiden NS Trading Hiroyuki Kikukawa seperti dilansir Reuters.

"Semua perhatian tertuju pada kebijakan OPEC+ dan prospek permintaan menjelang akhir tahun ini, namun WTI diperkirakan berada di kisaran US$76, dengan kisaran masing-masing US$5 di atas dan di bawah, untuk sementara waktu kecuali OPEC+ secara signifikan memperluas pengurangan produksinya," katanya.

OPEC+ akan mengadakan pertemuan tingkat menteri secara online pada Kamis (30/11) untuk membahas target produksi 2024, setelah menunda pertemuan tersebut mulai 26 November.

Empat sumber OPEC+ memperkirakan pembicaraan akan sulit dilakukan dan perpanjangan perjanjian sebelumnya mungkin terjadi dibandingkan pengurangan produksi yang lebih besar.

Minyak juga mendapat dukungan dari melemahnya dolar dan penurunan persediaan minyak mentah AS.

Dolar melemah mendekati level terendah tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya pada Rabu karena meningkatnya ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga pada awal tahun depan.

Dolar yang lebih lemah biasanya mendukung harga minyak karena membuat minyak lebih murah bagi negara yang memegang mata uang lainnya.

Sementara itu, sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) mengungkapkan persediaan minyak mentah AS turun 817 ribu barel pada pekan lalu.

Delapan analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 900 ribu barel dalam sepekan hingga 24 November. Data mingguan stok pemerintah AS akan dirilis pada Rabu ini.