Ekonomi Keluarga Terpuruk

Lio Terancam Putus Sekolah

Lio Terancam Putus Sekolah

Gara-gara ekonomi keluarga yang semakin terpuruk karena  orangtuanya ditahan di Polda Riau, Lio Romadoni (18), siswa kelas II di SMK Negeri 1 Bungaraya yang berprestasi ini,  mengurungkan niat melanjutkan sekolah.

Pasalnya, ia tak tahan setiap hari melihat ibundanya yang selalu menangis meratapi nasib sebagai orang miskin yang dijadikan korban para pejabat yang licik, yang selalu menjadikan masyarakat kecil sebagai tumbal kesuksesanya.

"Saya sudah bingung dan panik, karena saya tidak dapat bantuan dari sekolah SMK Negeri 1 Bungaraya, dan ekonomi keluarga saya pun  lagi hancur-hancuran  dan terpuruk gara-gara bapak saya yang tak tau apa-apa ditangkap BKSDA dan dibawa ke Polda Riau atas tuduhan membantu para pejabat yang hendak merambah hutan cagar biosfer Siak. Jadi karena mamak sudah kesusahan, dan tidak ada lagi penghasilan, saya mau keluar saja untuk bantu orang tua menghidupi adik-adik saya," ujar Lio,  Senin (4/5), sambil meneteskan air mata.

Bagaimana tidak, kata Lio, setiap hari dirinya harus merogoh kocek (uang) untuk membeli minyak bensin untuk keperluan berangkat sekolah, bahkan karena tak punya uang dirinya pun pernah berpuasa menahan lapar ketika dalam belajar atau sekolah.

"Karena keluarga saya tidak ada tulang punggung lagi mencari ekonomi, maka mamak saya pindah sementara ke Siak Kecil, dan dari Siak Kecil menuju sekolah saya jaraknya cukup jauh, sekitar 40 kilometer.  Inginnya saya kos, tapi uang tak punya, terpaksa pulang pergi naik motor dan sangat mengkhawatirkan. Kalau sempat bocor sudah nasib," ungkap siswa jurusan Teknologi Komunikasi Jaringan (TKJ) itu sedih.

"Saya berharap agar bapak saya bisa dilepaskan karena bapak sebagai tulang punggung keluarga selama ini, dan tentunya dengan ditahannya bapak, mengakibatkan keluarga menjadi terpuruk dan adik-adik terancam putus sekolah karena ikut ibu kemana dia pergi," imbuhnya. Hal senada juga diungkapkan Siti Kusniah, orang tua Lio Romadoni, selama ini keluarganya sudah mengalami keterpurukan ekonomi sangat parah, dan usaha menyekolahkan anak-anaknya semakin punah.

"Bagaimana lagi, saya tak punya pekerjaan, hidup sekeluarga saja berpindah-pindah mencari ekonomi dengan cara buruh di kebun sawit masyarakat, belum lagi anak kecil. Pokoknya saya sudah pasrah kepada Allah, dan kemungkinan besar kalau suami belum juga keluar dari tahanan, anak-anak akan putus sekolah semuanya, saya sudah tidak bisa berbuat banyak lagi," ungkapnya.

Anggota DPRD Siak Sujarwo,  bagian Komisi I bagian Pendidikan dan Hukum mengatakan, menyayangkan kalau ada siswa tak mau melanjutkan sekolah gara-gara ekonomi. Selama ini beasiswa pendidikan selalu ada buat orang miskin, bahkan dana BOS juga ada, jadi tidak ada alasan tak melanjutkan sekolah.

"Kalau bisa kita berharap siswa tersebut jangan keluar sekolah, apa lagi ia siswa berprestasi. Kalau masalah orangtuanya yang lagi bermasalah, biarkan saja dulu dan kita juga siap membantu, maka dari itu, siswa tersebut agar tenang dan cobalah berkomunikasi dengan guru atau kepala sekolah, agar bisa diberikan solusi yang terbaik. Dan saya rasa dinas bisa mengatasi hal ini, coba hubungi dinas pendidikan," jelasnya.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Siak Kadri Yafis, melalui kepala UPTD Pendidikan Dan Kebidayaan Aan Darlis Azwar, ketika dihubungi melalui telepon seluler tak aktif, pesan pendek juga tidak dibalas. ***