Diawali dengan Pertengkaran

Usai Tembak Rekan Sendiri, Polisi Bunuh Diri

Usai Tembak Rekan Sendiri, Polisi Bunuh Diri

MEDAN (HR)-Pertengkaran yang terjadi antara  Brigadir Dedi dan Briptu Sigiro, keduanya bertugas di Satpol Air Polres Serdang Bedagai, Sumatera Utara, berakhir tragis. Diduga tak bisa menahan emosi, Briptu Sigiro nekat menembak rekannya itu hingga tewas. Selanjutnya, giliran Sigiro yang akhirnya nekat menembak dirinya sendiri.

Jenazah keduanya ditemukan tergeletak berdampingan di dapur rumah Brigadir Dedi, Rabu (29/4). Sedangkan aksi penembakan itu diperkirakan terjadi sekitar pukul 11.30 WIB.

Dari hasil autopsi RS Bhayangkara Medan, Dedi tewas setelah mengalami tiga tembakan yakni di kaki kanan bagian betis, luka tembak di punggung dan luka di bagian kepala belakang. Sedangkan pada jenazah Briptu Sigiro, ditemukan satu luka tembak di bagian kepala. Peluru masuk dari dahi dan menyebabkan luka di bagian belakang kepala.
Sementara jenazah Brigadir Dedi, mengalami luka tembak di tiga tempat.
Menurut informasi, kedua korban ditemukan tewas di

rumah Brigadir Dedi di Kecamatan Perbaungan, Serdang Bedagai. Sebelumnya, Briptu Sigiro datang ke rumah Dedi lalu keduanya terlibat pertengkaran di dapur.

Entah bagaimana kejadiannya, Sigiro kemudian menembak D. Setelah itu, giliran Sigiro bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri di bagian kepala. Keduanya tewas dalam posisi berdampingan.

Kepala Subbidang Penerangan Masyarakat Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan menyatakan, polisi masih menyelidiki kasus ini.

"Kita tidak tahu apa masalahnya. S datang ke rumah D dalam keadaan emosi dengan membawa senjata jenis V2. Kemudian di dapur terjadi penembakan kepada D, lalu S panik dan menembak kepalanya sendiri hingga tewas," terangnya.

Sementara itu, Kabid Kedokteran dan Kesehatan Polda Sumut, Kombes Dr Setyo Purwanto menyatakan, otopsi terhadap Sigiro dan Dedi dilakukan enam ahli yang berasal dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum (RSU) dr Pirngadi Medan.

Hasil pemeriksaan sementara terhadap jenazah Briptu Sugiro, ditemukan satu luka tembak. Peluru masuk dari dahi dan menyebabkan luka di bagian belakang kepala. Sedangkan pada mayat Dedi, mengalami luka tembak di tiga tempat. Yakni luka tembak kaki kanan bagian betis, luka tembak di punggung dan luka di bagian kepala belakang.


Minta Ditembak
Terkait insiden itu, Kapolres Serdang Bedagai AKBP Guntur Agung Supono mengatakan, setelah menembak Dedi, Sigiro panik. Ia bahkan meminta istri Dedi menembaknya. Namun permintaan itu tak dipenuhi, sehingga Sigiro pun nekat bunuh diri dan menembak kepalanya sendiri.

"Istri korban tidak bersedia menembak, dan kemudian lari keluar," kata Guntur.

Tak lama setelah istri korban lari keluar, lalu terdengar suara tembakan. Ternyata korban bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. Lokasi bunuh itu persis di samping jenazah Dedi Sofyan, sehingga saat ditemukan jenazah keduanya tampak berdampingan.

Senjata yang dipergunakan untuk menembak korban dan untuk bunuh diri itu merupakan senjata laras panjang organik Polri yakni jenis V2. Sejauh ini, belum diketahui apa motif pertengkaran yang berujung penembakan dan bunuh diri itu.

Teman Dekat
Sementara itu, sepanjang hayat keduanya, Sigiro dan Dedi dikenal sebagai teman dekat. Keduanya sering bersama saat berpatroli.

Salah seorang yang mengaku dekat dengan keduanya, Mariani (56) mengatakan mereka dikenal teman dekat dan sering bersama-sama. Mereka berkawan baik. "Tak ada masalah selama ini," ujar Mariani.

Mariani mengaku Sigiro dan Dedi sudah menganggapnya sebagai ibu angkat. Keduanya bersama personel Sat Pol Air Polres Serdang Bedagai lainnya sering singgah ke rumah Mariani di Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Serdang Bedagai.
"Dulu saya punya warung, sebelum patroli ke laut mereka singgah," kata Mariani. (bbs, dtc, kom, ivi, ral, sis)