Waspada! Perempuan Lebih Berisiko Alami Gagal Jantung

Waspada! Perempuan Lebih Berisiko Alami Gagal Jantung

RIAUMANDIRI.CO - Gagal jantung adalah kondisi saat jantung gagal untuk memompa produksi darah yang dibutuhkan. Bila salah satu bentuk penyakit jantung ini terjadi, maka akan berdampak pada organ tubuh lainnya.

"Gagal jantung adalah produk akhir dari segala penyakit jantung," kata dr. Dian Yaniarti, dokter spesialis jantung di Pusat Jantung Nasional (PJN) Harapan Kita Jakarta, seperti dikutip dari akun YouTube resmi PJN Harapan Kita, Rabu (26/10/2022).

Dian menegaskan, perempuan lebih berisiko mengalami gagal jantung, terlebih bila sudah memasuki masa menopause atau berakhirnya siklus menstruasi. 


Dengan demikian, seseorang yang telah berusia di atas 40 tahun disarankan untuk melakukan Medical Check Up (MCU) satu atau tiga tahun sekali untuk melihat tingkat risiko terjangkit gagal jantung.

"Kadang kala ada stigma laki-laki lebih berisiko gagal jantung, padahal tidak. Kalau sudah menopause karena sudah tidak ada perlindungan estrogen maka risiko kardiovaskular (pada perempuan) delapan kali lipat daripada laki-laki," tegas Dian.

Terdapat sejumlah faktor yang memicu terjadinya gagal jantung, seperti kelainan genetik pada otot jantung, penyakit katup jantung, jantung koroner, kelainan jantung bawaan, mengonsumsi alkohol, hingga kehamilan. Dian mengimbau, segera bawa perempuan ke fasilitas pelayanan kesehatan atau poli jantung bila merasakan sesak hingga lima bulan pascamelahirkan.

"Sering disalahartikan bahwa sesak pada wanita hamil normal, padahal tidak. Kalau terlambat, malah bisa komplikasi," kata Dian.

Menurut Dian, salah satu gejala khas yang dialami oleh penderita gagal jantung adalah intoleransi terhadap aktivitas, seperti menurunnya kemampuan dalam menjalankan aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari.

Selain itu, bengkak di kaki, tidur harus dengan posisi kepala yang tinggi, selalu mendadak terbangun saat tengah malam akibat merasa tersedak, dan nyeri perut tak kunjung sembuh juga menjadi gejala gagal jantung.

"Nyeri perut yang tidak sembuh-sembuh walaupun sudah minum obat, lalu (wajah dan mata) agak kuning sering kali dikira masyarakat sebagai hepatitis, padahal (itu) gagal jantung kanan," jelas Dian terkait gejala yang sering disalah pahami masyarakat.

Terdapat sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari risiko gagal jantung, yakni membatasi mengonsumsi makanan berlemak, melakukan olahraga secara rutin, mengonsumsi lebih banyak makanan berserat, dan berhenti merokok.




Tags Kesehatan