Pedagang Mengaku Rugi Akibat Demo Ricuh di DPRD Riau

Jumat, 09 Oktober 2020 - 20:22 WIB
Mahasiswa jadi korban tindakan represif aparat kepolisian saat aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di DPRD Riau, Kamis (8/10/2020).

RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU - aksi demonstrasi menolak disahkannya Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja yang dilakukan gabungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi bersama elemen buruh serta masyarakat pada Kamis (8/10/2020) berakhir ricuh.

Puluhan demonstran pingsan dan luka-luka. Beberapa fasilitas umum di sekitaran gedung DPRD Provinsi Riau rusak, di antaranya pot bunga besar di pinggir trotoar, pagar kantor DPRD, dan plang tulisan taman jalur hijau kota yang terbuat dari mika.

Beragam respons datang dari masyarakat. Ada yang menilai seharusnya aksi demo bisa dilakukan dengan cara yang damai dan tidak merugikan lingkungan.

Pedagang es tebu di samping kiri gedung DPDR Provinsi Riau, Mardianto mengatakan kericuhan membuatnya rugi karena tidak bisa jualan.

"Banyak ruginya. Aku enggak bisa jualan. Lagian mereka banyak, ribuan, tapi enggak ada yang beli. Malah bikin korban aja," ungkap Mardianto kepada Riaumandiri.id, Jumat (9/10/2020)

Rosid, pedagang molen malah setuju dengan aksi unjuk rasa yang dilakukan, namun sebaiknya berlangsung tertib dan tidak menimbulkan kegaduhan.

"Kalau demi nasional ya enggak apa-apa. Tapi ya kalau bisa jangan rusuh-rusuh kali lah," ungkap Rosid.

Kericuhan diduga terjadi karena banyaknya informasi bohong atau hoaks yang tersebar di media sosial sehingga memicu amarah para pengunjuk rasa.


Reporter: M Ihsan Yurin

Editor: Rico Mardianto

Terkini

Terpopuler