Jokowi Ancam Mereka yang Halangi-halangi Setop Impor

Selasa, 12 November 2019 - 09:55 WIB
Presiden Jokowi. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tak ingin jajarannya terus melakukan impor untuk sejumlah komoditas di periode kedua kepemimpinannya. Jokowi pun mengingatkan semua pihak tidak menghalangi rencananya tersebut.

"Saya sampaikan, saya tidak mau, impor-impor terus. Saya sampaikan ini di mana-mana, di dalam rapat internal juga," kata Jokowi saat memberikan sambutan di acara HUT ke-8 Partai NasDem, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11/2019).

"Jangan ada yang coba-coba menghalangi saya dalam menyelesaikan masalah yang tadi saya sampaikan. Pasti saya akan gigit, dengan cara saya," ujar Jokowi menambahkan.

Jokowi tidak menyebut cara yang akan ia lakukan untuk menggigit pihak yang menghalanginya untuk menghentikan impor.

Jokowi menyebut sudah berpuluh tahun RI menghadapi defisit neraca transaksi berjalan serta defisit neraca perdagangan, yang tak bisa ditangani secara baik. Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengaku sudah menginstruksikan menteri Kabinet Indonesia Maju untuk melihat masalah ekspor dan impor secara detail dan rinci agar penyakit dalam urusan perdagangan itu bisa diketahui.

"Saya meyakini apabila ada konsistensi yang terus-menerus, saya yakin penyakit ini akan bisa kita selesaikan dalam waktu tiga sampai empat tahun yang akan datang," tuturnya.

Jokowi meminta agar impor minyak mentah dikurangi, sementara dalam waktu yang bersamaan produksi minyak di dalam negeri ditingkat. Mantan wali kota Solo itu juga memerintahkan agar produksi B20, B30, sampai nanti B100 dijalankan.

"Jangan sekali-sekali ada yang main-main, yang tadi saya sampaikan baru saja," ujarnya.

Di sisi lain, Jokowi mengajak semua pihak bersyukur karena di tengah kondisi global yang lesu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa berada di atas 5 persen. Menurut Jokowi, hampir semua negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

Ia menyebut terdapat negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi 9 persen, kini menyentuh angka 6 persen. Kemudian ada negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi 5 persen, namun kini sudah berada pada angka 0 persen.

"Kita ini patut kita syukuri, alhamdulillah berada di posisi pertumbuhan ekonomi di atas lima persen. Jangan kufur nikmat, harus kita syukuri, alhamdulillah," kata Jokowi.**
 

Editor: AA Rahman

Terkini

Terpopuler