Satgas Pangan Pantau Harga Sembako di Pasar Kuok

Selasa, 20 Juni 2017 - 21:19 WIB
SEKRETARIS Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kampar Drs Muhammad, didampingi Sekretaris Diskominfo dan Persandian Kampar Afdal meninjau harga sembako ke Pasar Kuok
KAMPAR (RIAUMANDIRI.co) - Tim Satuan Tugas (satgas) Pangan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar meninjau langsung harga sembako ke Pasar Kuok, Selasa (20/6). Hal ini untuk mengetahui dan mengatasi gejolak kenaikan harga sembako di pasaran menjelang hari raya Idul Fitri.
 
Tim dipimpin Ketua Satgas Pangan Plt Sekda Kampar yang diwakili Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kampar Drs Muhammad, didampingi Sekretaris Diskominfo dan Persandian Kampar, Afdal.
 
Dalam peninjauan sembako tersebut, Muhammad menyampaikan, sembako yang telah dipantau seperti beras, kacang tanah, cabe merah kriting, cabe rawit, bawang merah Jawa, bawang merah Sumbar, gula pasir, tepung terigu, telur ayam ras dan telur ayam kampung, minyak goreng curah di pasar Kuok tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan.
 
"Akan tetapi hanya saja sejauh ini ada beberapa daging yang mengalami kenaikan seperti daging kerbau dan sapi, yang biasa harga jualnya di pasaran 120 ribu rupiah/kg naik menjadi 130 ribu rupiah, sementara daging ayam juga mengalami kenaikan yang biasanya seharga 25 ribu rupiah/kg naik menjadi 30 ribu rupiah/kg," terang Muhammad.
 
Satgas pangan berharap semoga harga sembako di Kabupeten Kampar tidak begitu mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini perlu dilihat dari keterpurukannya ekonomi masyarakat saat ini, apalagi masyarakat yang kebanyakan mengantung hidup pada karet, harga karet saat ini mash mengalami penurunan harga.
 
Sementara itu penjual daging kerbau, Alim mengungkapkan, menaikkan harga terpaksa dilakukan karena tingginya harga pembelian kerbau.
 
"Kami sendiri membeli kerbau sama dengan saat raya qurban. Dimana harga kerbau sendiri saat raya sedikit lebih tinggi dengan harga kerbau hari biasanya," ujarnya.
 
Hal berbeda diungkapkan Nurdiati penjual telur ayam ras, ia menuturkan sejauh ini belum ada kenaikan barang dagangannya. Menurutnya, dengan harga yang biasa saja para pembeli begitu kurang ramai apalagi harga dinaikkan. 
 
"Penurunan penjualan saat ini mungkin disebabkan perekonomian masyarakat yang saat ini khususunya masyarakat kuok sedang krisis," imbuh Inur.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 21 Juni 2017
 
Editor: Nandra F Piliang

Editor:

Terkini

Terpopuler