Anderson: FFVP Efektif Cegah Karhutla

Kamis, 16 Maret 2017 - 07:41 WIB
Direktur RGE Anderson Tanoto memberi pemaparan dalam diskusi pleno FAA di Grand Hyatt Hotel Jakarta, Rabu (15/3).
JAKARTA (riaumandiri.co)-Direktur Royal Golden Eagle (RGE) Anderson Tanoto mengatakan, Fire Free Village Programme (FFVP) atau Program Desa Bebas Api yang dijalankan APRIL adalah satu program yang efektif untuk mencegah dan mengurangi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 
 
"FFVP tidak hanya memberikan penghargaan, tapi juga kebersamaan dari para pihak dengan pendekatan landscape," kata Anderson saat menjadi pembicara dalam Diskusi Pleno: Satu Tahun Fire Free Alliance (FFA) - Refleksi dan Ulasan, di Bromo Room, Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Rabu (15/3).
 
Dalam kesempatan itu, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kemenko Perekonomian Prabianto Mukti Wibisono yang juga salah seorang pembicara dalam diskusi, mengatakan, pemerintah saat ini lebih fokus kepada pencegahan dan penindakan. 
 
Pemerintah juga meminta dukungan dari para pihak, termasuk perusahaan. Mengapa, karena pemerintah melihat ada 731 desa yg memiliki potensi kebakaran cukup tinggi, dan ini harus dikerjakan bersama-sama.
 
Sebelumnya saat konferensi pers beberapa saat menjelang diskusi di tempat yang sama, Direktur Carbon Conservation sekaligus Sekretaris FFA, Dorjee Sun, menjelaskan, sejak didirikan Februari 2016, Fire Free Alliance (FFA), kelompok sukarela yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan, telah menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) serta kabut asap di lebih dari 200 desa. Ratusan desa ini, mencakup luas setidaknya 1,5 juta hektare lebih di sejumlah daerah di Indonesia.
 
Desa-desa tersebut turut serta dalam inisiatif berbasis kemasyarakatan terkait pencegahan kebakaran hutan. "Ini hasil kerja sama FFA pada tahun pertamanya yang terdiri dari perusahaan-perusahaan bidang kehutanan dan perkebunan, LSM dan mitra lainnya yang komit memecahkan permasalahan Karhutla dan asap yang berkepanjangan di Indonesia," kata Dorjee Sun.
 
Hadir dalam jumpa pers tersebut, Manajer Perlindungan Hutan APRIL, Craig Tribolet, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kemenko Perekonomian Prabianto Mukti Wibisono, dan perwakilan sejumlah perusahaan.
 
Dijelaskan Dorjee Sun, FFA didirikan Februari 2016, FFA fokus pada upaya pencegahan karhutla dengan melibatkan masyarakat setempat. FFA didirikan APRIL, Asian Agri, IDH, Musim Mas, PM Haze dan Wilmar.
 
"Pendirian FFA bertujuan untuk membantu para anggotanya dalam berbagai pengetahuan dan sumber daya. Ini menjadikan FFA wadah bagi para anggotanya untuk bahu membahu mengembangkan strategi-strategi yang paling efektif mencegah dan mengelola risiko-risiko kebakaran melalui kemitraan jangka panjang dengan masyarakat di seluruh Indonesia dan Malaysia," ujar Sun.
 
Dalam kesempatan itu, Manajer Perlindungan Hutan APRIL, Craig Tribolet, juga menegaskan komitmen APRIL mendukung langkah-langkah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Pemerintah Daerah dalam pencegahan karhutla di Indonesia. 
 
"Kami mendukung pendirian FFA karena kami percaya bahwa sektor kehutanan dan perkebunan miliki tanggung jawab baik di dalam maupun di luar konsesinya dan bekerja sama masyarakat untuk mengurangi dampak karhutla dan kabut asap.
 
Sementara, Asisten Deputi Tata Kelola Kehutanan Kemenko Perekonomian Prabianto Mukti Wibisono, dalam jumpa pers mengatakan, kebakaran mengganggu aktivitas manusia jadi perlu solusi dengan memberikan insentif ekonomi ke masyarakat. 
 
"Kebakaran membawa dampak negatif tidak hanya ke lingkungan, tapi juga sosial ekonomi," kata Prabianto. 
 
Pemerintah, tambahnya, juga mengimplementasikan kebijakan di perkebunan dan kehutanan untuk mendukung FFA. Pemerintah juga berharap, agar FFA dapat turut berkontribusi lebih baik lagi di dalam menanggulangi masalah kebakaran lahan secara holistik bersama-sama dengan seluruh pihak.
 
Bersempena ulang tahun yang ke-1, FFA juga menyambut Sime Darby dan IOI Group sebagai anggota baru aliansi tersebut. (ral)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler