Presiden Widodo dan Obama Sama-sama Sederhana

Kamis, 29 Oktober 2015 - 10:43 WIB
Imelda Vinolia Wartawan Haluan Riau

Mungkin agak sedikit janggal dengan menyebut Presiden Widodo. Namun kata-kata ini saya kutip dari ucapan Obama yang sederhana menyembut dan menyapa nama belakang Presiden RI Joko Widodo yang berkunjung selama beberapa hari ke Amerika. Cara menyambut Obama ini agak sedikit berbeda dalam menerima tamu negara lainnya yang saya boleh sebut lebih kekeluargaan.

Sebenarnya dalam pandangan saya kedua presiden ini memiliki kesamaan, yakni kesederhanaan.
Obama merupakan Presiden Amerika yang tidak selalu mengedepankan keformilan dalam sebuah pertemuan. Demikian juga Presiden Widodo, yang sejak terpilih menjadi Presiden RI, bukan tidak banyak yang mengkritik kesederhanaan dirinya sebagai seorang presiden.  Jika kita lihat sejak Obama dari pertama kali hingga kedua kali terpilih menjadi seorang presiden keturunan Afro Amerika yang duduk jadi presiden di luar prediksi masyarakat internasional ini, terutama kalangan elit bergengsi di  percaturan politik global, karena tidak senang Obama berasal dari keluarga yang sederhana dan keturuan kulit hitam.

Dalam pemberitaan media, baik secara live maupun cetak dan online. Obama dan keluarga lebih cenderung simpel dan ekspressi saat bertemu pada warga Amerika. Sebagai contoh saat liburan atau kunjungan Obama ke sekolah anaknya. Saat acara Marinir Amerika, saat Natalan atau pun acara kunjungan aka-anak ke Gedung putih. Baik Obama dan Michelle tidak formil.

Ketika kita melihat kunjungan Presiden Widodo disambut Obama dengan sederhana, justru banyak yang mengkritik kesederhanaan itu sebuah yang tak pantas. Aneh memang, masyarakat kini sudah lupa makna sederhana, sehingga segala-gala yang sederhana ketika kedudukan makin tinggi makin dianggap hina dan kotor.

Namun yang saya dapat lihat dari cara Amerika menyambut Presiden Widodo lebih memiliki makna diplomasi yang lebih "klik" di era yang kini penuh dengan stagnasi politik dan ekonomi. Kenapa?
Amerika sangat pintar mengubah atau beradaptasi kedalam dan keluar. Ketika acara RCTI mempersembahkan "Dahsyat", dengan cepat diplomat Amerika mempersembahkan kunjungan Hilary Clinton (saat itu sebagai Menlu AS, red) secara langsung dan sederhana tanpa keformilan masuk ke acara "Dahysat". Bukan tidak berperan diplomat Amerika di Indonesia bagaimana mengupayakan kedekatan kepada warga Indonesia dengan cara diplomasi entertainment.

Bagi warga Indonesia yang tidak suka dengan kesederhanaan Presiden Widodo, maka penerimaan Amerika menyambut  Presien RI dianggap rendah. Tetapi  dalam tayangan www. whitehouse.gov dialog Obama dan Presiden Widodo sangat menakjubkan, transparansi sikap pembiacaran RI dan Amerika, baik ekonomi, keamanan di ASEAN, dan isu teroris dibicarakan dengan jelas.

Ditambah lagi hasil nyata dari catatan kunjungan Presiden Widodo ini, yang bisa saya kutip dari seorang teman, antara lain  14 deal binis ditandatangani termasuk 11 bidang energi, investasi 3,5 miliar disepakati, USD 17 miliar transaksi bisnis ditandatangani, 250 lebih pemimpin binis Amerika terutama yang sudah lama di Indonesia hadir dalam gala dinner yang hangat, 150 pemimpin bisnis hadir di Summit dan 15 pertemuan dengan padat dan berisi dilakukan Presiden RI dan delegasinya. Meski Presdien Ri mengurangi jadwal kunjungannya di Amerika oleh karena akan ke Sumatera dan Kalimantan karena asap.

Mengutip catatan teman dan mensingkornisasikan Youtube kunjungan yang saya lihat tersebut. Diakhir pidatonya, Presiden Widodo yang sederhana  yang cepat, efisien dan fungsional ini mengapresiasikan karya  Steve Job yang sangat user friendly dan penuh pesan singkat ini menutup di ujung pidatonya dengan mengatakan, kesederhanaan adalah refleksi kecerdasan. Hanya orang cerdas seperti Steve Job yang  mampu membuat hal rumit menjadi sederhana.Demikian catatan dari seorang teman ***
 

Editor:

Terkini

Terpopuler