Warga Hirup Bau Busuk Menyengat

Jumat, 21 Agustus 2015 - 15:32 WIB
Ilustrasi

SIAK (HR)-Limbah PT Teguh Karsa Wahana Lestari yang berada di Kampung Buatan Besar, Kecamatan Siak diduga mencemari lingkungan sekitarnya. Pasalnya bau busuk yang menyengat sangat dirasakan warga, sehingga mereka tidak bisa lagi menghirup udara segar.

Selain bau busuk yang menyengat, limbah buah sawit PT TWKL yang meluap diduga megalir ke Sungai Buatan Lestari. Masyarakat khawatir ikan-ikan yang hidup di sungai tersebut akan mati. Selain itu, petani juga khawatir air Sungai Buatan Lestari yang selama ini mereka andalkan untuk mengaliri sawah tercemar.

Dijelaskan Yusuf, Ketua Bapekam Jayapura, limbah sawit PT TKWL ini sangat menganggu kenyamanan masyarakat dan merusak lingkungan. Apalagi jika limbah tersebut melimpah hingga ke Sungai Buatan Lestari.

"Limbah sawit dari PT TKWL ini sangat menganggu ketentraman masyarakat, baunya sangat menyengat dan menganggu sekali. Untung saja saat ini tidak musim penghujan, kalau musim penghujan limbah tersebut dipastikan meluap dan mengalir ke sungai yang tak jauh dari PT TKWL," katanya.
Lanjut Yusuf, Pabrik Kelapa Sawit milik PT TKWL ini berada tidak jauh dari persawahan petani, sekitar 200 atau 300 meter dari persawahan. Sementara air di sungai yang dekat dengan perusahaan tersebut digunakan para petani untuk mengaliri sawah. Selain itu, di area persawahan juga ada rumah pompa air yang digunakan masyarakat untuk memompa air untuk mengaliri sawahnya.

"Limbah sawit yang meluap itu membuat masyarakat sangat khawatir. Harapan kami pihak perusahaan memperhatikan dampak lingkungan akibat limbah itu. Masalah inipun sudah kami laporkan ke Dewan agar ditindaklanjuti," ungkapnya.
Hal senada juga diungkapkan Penghulu Kampung Jayapura Yasin. Meski ia mendukung adanya perusahaan tersebut karena bisa menampung masyarakat untuk bekerja disana, namun ia berharap masalah limbah agar dapat dicarikan solusi. Sehingga tidak menganggu lingkungan.

"Kalau masalah limbah yang diduga mencemari lingkungan masyarakat, setidaknya pihak perusahaan bisa secepatnya mengambil sikap dan melakukan pencegahan, karena masyarakat sangat terganggu. Supaya masyarakat tidak berdemo, kami berharap  perusahaan segera melakukan perbaikan agar lingkungan bisa nyaman dan tentram serta bebas dari pencemaran," harapnya.
Jamin Tak Bocor
Sementara itu Kepala Manajer PT TKWL Sukardi membantah bahwa limbah PKS PT TKWL bocor. Ia berani menjamin limbah cairan PKS tidak bocor atau meluap di lingkungan masyarakat atau sungai masyarakat.

"Apa yang diinformasikan beberapa media dan masyarakat bahwa limbah PKS PT TKWL bocor atau meluap hingga ke sungai masyarakat itu tidak benar. Kami bisa dibuktikan! Bahkan kemarin  pihak BLH juga sudah turun,anggota DPRD pun juga sudah turun dan melihat di lokasi bahwa tidak ada limbah cairan yang meluap di Sungai Buatan Lestari," jelas Sukardi sambil memperlihatkan tumpukan kompos yang diduga masyarakat sebagai limbah yang membahayakan.

Menurutnya, PT TKWL justru melakukan kegiatan untuk membantu masyarakat, khususnya masyarakat yang membutuhkan pupuk kompos. Janjang buah sawit yang habis diolah dipersilahkan masyarakat untuk mengambilnya dengan menggunakan mobil, dengan syarat mengajukan permohonan kepada Humas PT TKWL.

"Justru malah sebaliknya, kita sangat memperhatikan lingkungan masyarakat dan membantu para petani yang ada di sekitar lingkungan perusahaan untuk mengambil kompos atau bekas janjangan buah sawit yang habis diolah PKS. Bekas janjangan itu kita tumpuk dan sudah kita buatkan kolam sebanyak 9 kolam. Janjangan yang ditumpuk ketika musim hujan, airnya hitam namun tidak berbahaya. Mungkin masyarakat mengira air janjangan buah sawit tersebut adalah limbah, dan ini harus bisa dimengerti oleh masyarakat," ungkapnya.

Selain itu, bekas janjangan atau kompos bisa digunakan masyarakat untuk memupuk sawit atau tanaman lain dikebunnya. Bahkan dari Kampung Buatan lestari sudah mengajukan proposal meminta kompos sebanyak 15.000 ton, dan perusahaan memberikannya gratis dengan syarat mengambil sendiri.
"Kita akan bantu mengisinya dengan alat berat yang kita punya,"pungkasnya.

Pihak Dinas BLH Siak kususnya Kabid Amdal Kabupaten Siak Alhaq Zulkarnaen yang sudah melakukan survei di lapangan ketika dihubungi melalui telpon seluler tidak tersambung.(gin)
 

Editor:

Terkini

Terpopuler