Pembakaran Sampah Timbulkan Polusi Udara

Senin, 13 Juli 2015 - 10:30 WIB
ilustrasi

SELATPANJANG (HR)-Asap dari pembakaran sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Gogok Kecamatan Tebingtinggi Barat, kerap mengganggu penggguna jalan.

Jarak dekat dengan pemukiman warga, menyebabkan asap tersebut kadang sampai menyelimuti rumah penduduk sekitar.

Salah seorang warga Desa Alai Nely (25), yang setiap hari melintasi TPA Gogok itu merasa sangat terganggu dengan asap pembakaran sampah tersebut.

"Selain mengaburkan pandangan , bau asap juga sangat menyengat. Semoga ke depan kalau memang ada pembakaran sampah janganlah di jam sibuk beraktivitas,"kata Nely.

Sampah yang menumpuk di TPA Gogok tersebut memang sengaja dibakar, karena belum memiliki sistem pengolahan sampah modern.

Kepala Dinas Pasar Kebersihan dan Pertamanan (DKPP) Kabupaten Kepulauan Meranti, Joko Surianto Selamat SH, ketika di konfirmasi, Minggu (12/7) mengatakan, saat ini Meranti belum ada pengolahan sampah kecuali melakukan pembakaran.

"Saat ini sampah yang ada memang sengaja dibakar, karena kita belum mempunyai mesin pencacah pengolahan sampah,"kata Joko.

Joko juga mengatakan sebenarnya sudah ada program pengolahan sampah dari Badan Lingkungan Hidup. Namun, untuk tahun ini tampaknya belum bisa terealisasi seperti apa proses pengolahan sampah lebih lanjut itu.

Sementara di DPKP, diakui Joko, tidak memiliki banyak anggaran. Sehingga banyak alat yang akan dibeli belum bisa direalisasikan.

"Kalau ada dana lebih kita akan membeli alat semacam mobil keruk untuk mengeruk sampah-sampah di TPA dan akan kita pindahkan lebih jauh. Namun, keterbatasan anggaran itu membuat kita tidak bisa berbuat banyak,”akunya.

"Kalau sekarang sudah lumayan bagus TPA kita itu. Kami harap masyarakat mengerti dengan kondisi ini," ujarnya lagi.

Joko menambahkan, untuk hari-hari biasa setidaknya ada sekitar 8 ton perharinya. Namun, selama Ramadhan ini produksi sampahpun meningkat. Guna mengantisipasi tumpukan sampah, DPKP juga telah menambah jam kerja pegawai kebersihan,”sebutnya lagi.(ran)

Editor:

Terkini

Terpopuler