Semua orang berharap untuk mendapatkan sukses atau kemenangan (alfalah). Manusia akan hidup dalam dua alam, yaitu dunia dan akhirat. Kemenangan di akhirat dan kemenangan dunia adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dia bagaikan sisi mata uang yang tidak akan bermakna jika salah satu sisinya hilang darinya. Bahkan ayat mengatakan; “Barang siapa yang buta hatinya di dunia, niscaya di akhirat nanti akan lebih buta” (QS. 17: 72).
Kemenangan bukanlah sesuatu yang tiba-tiba, melainkan sebuah pencapaian yang perlu perencanaan yang matang. Perencanaan yang matang sangat dipengaruhi oleh sejauh mana ketersediaan informasi dalam memprediksi ke depan. Dan masa depan tanpa perencanaan strategis adalah sesuatu yang mustahil untuk sukses. Untuk itu kita perlu mengkaji bagaimana kita memenejemeni diri kita untuk mendapatkan suskes tersebut.
Dunia adalah tempat menanam, barang siapa ingin mendapatkan suskses negeri akhirat maka harus menyiapkan diri ketika di dunia. Pada QS. Al-Mu’minun: 1-11 diterangkan ciri-ciri orang yang akan mendapatkan sukses negeri akhirat, yaitu memiliki ciri-ciri sewaktu dunia adalah sebagai berikut:
1. Kekuatan Spiritual Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang khusu' dalam salatnya. Kemampuan memiliki imajinasi positif untuk membayangkan bahwa Allah itu ada, surga itu ada, neraka itu ada, malaikat itu ada, siksa padang masyar itu ada, siksa kubur itu ada, dan perjumpaan dengan Allah SWT adalah sesuatu yang pasti. Orang yang meyakini bahwa janji Allah SWT itu benar.
2. Memiliki Efektivitas, Efisiensi dan Optimasi dalam Produktivitas
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak memiliki manfaat (laghqi). Dengan demikian dalam membuat transformasi dalam bidang apapun, seorang muslim harus mampu memanfaatkan seluruh sumberdaya dan memperbaiki sistem secara terus menerus untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dengan menerapkan teknik manajemen tentang efektivitas, efisiensi dan optimalisasi ini kita akan dapat beramal dan mampu berzakat.
3. Kepekaan Sosial
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang menunaikan zakat. Orang yang mampu menunaikan zakat dengan baik hanyalah mereka yang memiliki kepekaan sosial yang tinggi, memiliki harta dan memiliki kekuatan spiritual. Kita harus hidup mau peduli dengan orang lain, kita memiliki empati yang tinggi kepada orang lain, kita harus mempu merasakan bagaimana perasaan sahabat kita. Orang yang dapat melayani sepenuh hati kepada tamunya, orang tuanya, anak dan istrinya, sahabatnya hanyalah mereka yang memiliki kepekaan batin yang tinggi. Kepekaan sosial dapat ditajamkan dengan sering kita bergaul bersama dengan orang lebih rendah daripada kita. Jika kita selalu melihat hanya pada sekumpulan orang yang berstatus di atas kita, maka kepekaan sosial akan menjadi berkurang.
4. Kredibilitas Moral (moral creadibility)
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang dapat menjaga dan menyalurkan kebutuhan seksualnya dengan baik. Prediksi masa depan penyakit seksual dan moral semakin meningkat, ini merupakan indikator kegagalan seseorang dalam mengendalikan dorongan kebutuhan seksual yang begitu hebat. Bahwa kesuksesan seseorang tidak dipengaruhi oleh kekuatan intelektual mereka, melainkan kekuatan emosional dan moral mereka. Orang yang cerdas adalah mereka yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, dan mampu berpikir ke depan hingga pasca-kematian.
5. Memenuhi Amanah
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang dapat memenuhi apa yang telah diamanahkan kepadanya. Amanah adalah sesuatu yang harus dikerjakan bukan karena kemauan diri sendiri saja, melainkan karena kebutuhan standar. Seseorang yang bekerja di kantor, tentunya mendapatkan amanah mengelola uang. Seorang yang ditunjuk sebagai pemimpin dia akan mendapatkan amanah untuk mengelola sumber daya untuk kemakmuran rakyatnya. Seseorang yang ingin mendapatkan sukses akhirat, maka harus mampu memenuhi apa yang diamanahkan kepadanya. Untuk dapat memenuhi amanah, maka sangat diperlukan disiplin tinggi dan penuh kesadaran. Seseorang akan dapat menjaga amanahnya dengan baik jika memiliki soliditas moral dan spiritual. Ingat, bahwa salah satu ciri orang munafik yaitu apabila dia diberi amanah dia ingkar. Ingat, bahwa orang munafik tempatnya di kerak neraka.
6. Memenuhi Janji
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang dapat memenuhi janjinya dengan baik. Janji adalah sesuatu yang harus dikerjakan karena konsekuensi terhadap apa yang telah disetujui atau diikrarkan oleh dirinya sendiri. Ingat, bahwa salah satu ciri orang munafik yaitu apabila dia berkata (janji) maka dia berbohong. Seseorang yang ingin mendapatkan sukses akhirat, maka harus mampu memenuhi apa yang yang telah ia janjikan. Untuk dapat memenuhi janji maka sangat diperlukan pengetahuan dan prediksi yang cukup tinggi, yaitu apakah dia sangup melaksakan atau tidak. Janji hanya dapat dipenuhi jika kita memiliki kebiasaan disiplin tinggi. Janji dapat dipenuhi dengan baik jika melakukan janji kita penuh dengan kesadaran. Iman kita mengalami kondisi naik turun, Rasulullah SAW mengatakan; “al imanu yazid wa yankus”, sehingga kita harus mempu dan selalu menyegarkan janji kita untuk dapat selalu konsisten terhadap apa yang kita janjikan. Seseorang akan dapat menjaga janjinya dengan baik jika memiliki soliditas moral dan spiritual.
7. Konsistensi
Orang yang akan masuk surga hanyalah orang yang mampu memelihara salat. Untuk mendapatkan sukses dengan mutu tinggi, maka kita harus bekerja dengan konsisten atau memiliki karakter: “small, continous and improvement”; bekerja memulai dari yang kecil-kecil, tapi secara terus menerus dan sampil meningkatkan diri untuk mencapai kualitas prima.
Dalam manajemen kita mengenal teknik benchmarking, yaitu suatu teknik untuk mendapatkan sukses, maka lembaga atau seseorang harus mencari model (qudwah) yang secara terus-menerus kita (lembaga atau diri kita) membandingkan dengan lembaga model samapi kita mendapatkan mutu yang sama.***
Motivator spiritual, bermastautin di Pekanbaru.