Pentingnya Waspada Terhadap Gejala Awal Kanker Lambung

Jumat, 19 Desember 2025 - 10:40 WIB
Ilustrasi. Waspada, gejala kanker lambung bisa mirip dengan maag dan GERD. (iStockphoto/Tharakorn)

Riaumandiri.co - Rasa perih di ulu hati, mual, atau sensasi terbakar di dada sering dianggap sebagai masalah pencernaan ringan. Banyak orang cenderung mengaitkan gejala-gejala ini dengan masalah seperti maag atau asam lambung akibat telat makan. Namun, gejala tersebut bisa jadi tanda adanya penyakit serius, seperti kanker lambung.

Dokter spesialis bedah onkologi di Eka Tjipta Widjaja Cancer Center (ETWCC), Eka Hospital Group, Sonar Soni Panigoro, menjelaskan bahwa kanker lambung sering kali memiliki gejala yang mirip dengan gangguan pencernaan biasa. Hal ini menyebabkan banyak kasus kanker lambung terlewatkan pada tahap awal, bahkan hingga gejalanya semakin parah.

"Masalahnya, kanker lambung itu gejalanya memang mirip sakit maag atau GERD. Jadi orang merasa, 'Ah, ini paling maag biasa,' lalu menunda ke dokter," ujar Sonar dalam keterangannya saat hadir dalam acara ETWCC bertema Pendekatan Terpadu dalam Onkologi di Jakarta beberapa waktu lalu yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).

Menurut Sonar, deteksi dini kanker sangat penting, terutama untuk jenis kanker yang tidak memiliki gejala khas pada tahap awal, seperti kanker lambung. Meskipun konsep skrining kanker idealnya dilakukan sebelum gejala muncul, praktiknya tidak selalu mudah, terutama untuk kanker yang terletak di dalam tubuh, seperti lambung.

"Kalau sudah ada sedikit saja gejala, sebaiknya langsung periksa ke dokter spesialis gastro. Nanti bisa dilakukan endoskopi untuk melihat apakah ada kelainan di lambung," jelasnya yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).

Gejala pencernaan yang tidak membaik setelah satu bulan, menurut Sonar, patut dicurigai sebagai tanda masalah yang lebih serius. Terlebih lagi jika disertai dengan gejala tambahan seperti nyeri yang semakin berat, muntah berulang, penurunan berat badan tanpa alasan jelas, atau darah pada tinja.

"Gampangnya begini, apa pun gejalanya, kalau satu bulan tidak sembuh, langsung cek. Jangan ditunda," kata Sonar yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).

Kanker lambung memang sulit dikenali sejak awal karena gejalanya yang tidak spesifik. Banyak penderita baru memeriksakan diri ketika kondisinya sudah memburuk. Sonar menambahkan, banyak orang Indonesia yang sering mengalami sakit maag, sehingga gejala kanker lambung kerap dianggap sebagai masalah pencernaan biasa.

"Makanya kanker lambung ini agak sulit. Orang Indonesia banyak yang punya sakit maag, jadi gejalanya sering dianggap sama," ujar Sonar yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).

Apabila pengobatan maag tidak memberikan perbaikan, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut, seperti endoskopi, untuk memastikan apakah ada masalah lain yang lebih serius.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak pasien kanker datang ke rumah sakit dalam stadium lanjut. Sonar menyebutkan bahwa sekitar 60-70 persen pasien kanker lambung baru memeriksakan diri ketika kanker telah memasuki stadium yang lebih lanjut.

"Dari dulu sampai sekarang kondisinya masih sama. Sebagian besar pasien datang sudah stadium lanjut," ungkapnya yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).

Semakin tinggi stadium kanker, semakin terbatas pula pilihan pengobatan yang tersedia dan peluang kesembuhan akan menurun drastis. Namun, di tengah keterbatasan ini, ETWCC kini sedang mengembangkan layanan genomic profiling, yang memungkinkan deteksi potensi kanker melalui pemeriksaan darah, bahkan sebelum gejala muncul.

"Cukup lewat sampel darah, kita sudah bisa melihat ada sel kanker atau tidak untuk beberapa jenis kanker utama," jelas Sonar yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).

Meskipun teknologi medis terus berkembang, Sonar menekankan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini sangat penting. Mengenali gejala, tidak menyepelekan keluhan kesehatan, dan segera berkonsultasi dengan dokter adalah langkah-langkah yang dapat menyelamatkan nyawa.

"Jangan menunggu parah. Kalau ada gejala yang tidak biasa dan tidak sembuh-sembuh, lebih baik periksa. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa," tutupnya yang dikutip dari CNN, (19/12/2025).(MG/DHA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler