Riaumandiri.co - Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Siak. Bupati Afni Zulkifli turun langsung meninjau lokasi banjir di Kampung Mengkapan untuk memastikan kondisi warga serta penanganan di lapangan berjalan optimal, Kamis (18/12).
Genangan air setinggi lutut orang dewasa merendam permukiman warga di Jalan Duku, Kampung Mengkapan. Sedikitnya 15 rumah warga terdampak, termasuk fasilitas pendidikan SD Negeri 22 Kampung Mengkapan yang ikut tergenang.
Kehadiran orang nomor satu di Kabupaten Siak tersebut disambut hangat oleh masyarakat. Salah seorang warga terdampak, Sujarwo (65), mengaku terharu atas perhatian langsung yang diberikan Bupati Siak.
“Kami sebagai warga merasa diperhatikan. Ibu Bupati langsung turun melihat kondisi banjir. Bagi kami, kehadiran beliau sudah sangat berarti,” ujar Sujarwo.
Dalam kesempatan itu, Bupati Siak Afni Zulkifli mengatakan telah menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah daerah, khususnya para asisten dan kepala organisasi perangkat daerah (OPD), untuk turun langsung ke kecamatan-kecamatan yang terdampak banjir, termasuk Sungai Apit.
“Saya sudah menginstruksikan para asisten dan seluruh kepala OPD untuk turun ke kecamatan yang terdampak banjir. Walaupun tidak banyak yang bisa diberikan, minimal kita hadir, mendengar, dan memastikan masyarakat tidak sendirian menghadapi musibah ini,” kata Afni.
Bupati perempuan pertama di Kabupaten Siak itu juga mengajak seluruh pemangku kepentingan, terutama perusahaan yang beroperasi di wilayah Sungai Apit dan sekitarnya, untuk ikut berperan aktif dalam mencari solusi jangka panjang penanganan banjir.
“Kita akan segera agendakan rapat bersama. Perusahaan-perusahaan harus ikut hadir dan berkontribusi mencari solusi. Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban setiap kali banjir datang,” ujarnya.
Berdasarkan laporan di lapangan, banjir di Kilometer 9 RT 10 Jalan Duku Kampung Mengkapan disebabkan tingginya curah hujan yang bertepatan dengan pasang Sungai Mengkapan. Kondisi tersebut diperparah oleh tersumbatnya alur sungai, sehingga air meluap ke permukiman warga.
Masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi kenaikan air. Jika genangan mulai memasuki rumah, warga diimbau segera mengungsi dan melaporkan kondisi tersebut kepada penghulu setempat serta Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Siak.
Sementara itu, upaya pembersihan alur sungai belum dapat dilakukan karena kondisi air yang masih tinggi.
Pemerintah Kabupaten Siak merencanakan penanganan permanen berupa normalisasi sungai pada tahun 2026, setelah dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) rampung oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Siak, dengan menggunakan alat amfibi long arm.