3 Cara Memilih Jamu yang Aman Menurut Dokter, Hindari Botol Bekas

Selasa, 25 November 2025 - 10:21 WIB
Dokter hari ini ingatkan pilih jamu aman, hindari botol bekas (freepik)

Riaumandiri.co - Tren konsumsi jamu mengalami kebangkitan signifikan di kalangan generasi Z, yang semakin mengedepankan gaya hidup sehat sekaligus menghidupkan kembali kearifan lokal. Fenomena ini tidak hanya didorong oleh keinginan memperbaiki kebugaran, melainkan juga oleh pencarian alternatif minuman yang menyehatkan di tengah maraknya produk olahan. Seiring peningkatan minat, perhatian terhadap cara penyimpanan jamu menjadi faktor krusial untuk menjaga keamanan serta khasiatnya.


Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia, dr. Inggrid Tania, menegaskan pentingnya pemilihan wadah yang tepat. Ia mencatat bahwa banyak pemuda kini mulai menyadari nilai kesehatan tradisional, namun sering mengabaikan aspek kebersihan wadah yang dapat memengaruhi kualitas minuman herbal. Organisasi tersebut terus memberikan edukasi mengenai standar higienis dalam produksi dan konsumsi jamu.


"Botol bekas, terutama botol plastik air mineral, sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan jamu. Risiko kontaminasi bakteri dan mikroplastik meningkat, apalagi jika jamu masih panas saat dituang," ucap dr. Inggrid. Penelitian menunjukkan bahwa bahan plastik sekali pakai dapat melepaskan partikel mikroplastik ketika terpapar suhu tinggi, sehingga meningkatkan potensi bahaya bagi konsumen.


Sebagai solusi, para ahli merekomendasikan penggunaan wadah kaca atau plastik food grade yang tebal dan dapat disterilkan. Wadah tersebut harus dicuci dengan sabun antibakteri dan dibilas hingga bersih sebelum disterilisasi menggunakan air panas atau cairan desinfektan. Dengan prosedur ini, jamu dapat tetap terjaga kebersihannya selama penyimpanan.


"Wadah harus steril agar jamu tetap aman dan khasiatnya terjaga. Jangan asal pakai botol bekas, karena bisa membuat jamu yang sehat menjadi berisiko," kata dr. Inggrid. Praktik penyimpanan yang tepat tidak hanya melindungi dari kontaminasi mikroba, tetapi juga mempertahankan rasa serta manfaat terapeutik yang terkandung dalam ramuan tradisional.


Selain memperhatikan wadah, kandungan gula dalam jamu juga menjadi sorotan. Penggunaan pemanis alami seperti gula aren, gula kelapa, madu, atau stevia dianjurkan untuk menghindari lonjakan indeks glikemik yang dapat merusak manfaat kesehatan. Pengendalian gula berperan penting dalam menjaga efek antiinflamasi dan detoksifikasi jamu.


"Batasi gula untuk menjaga manfaat jamu dan kesehatan tubuh," tutur dr. Inggrid. Konsumen disarankan memilih penjual yang transparan mengenai proses produksi, kebersihan lingkungan kerja, serta bahan baku yang alami tanpa tambahan pewarna buatan.


Manfaat jamu yang kini digemari generasi Z meliputi efek menghangatkan, meredakan pegal, serta membantu melancarkan pernapasan. Sebagai contoh, beras kencur dikenal dapat meredakan pegal?pegal ringan, menenangkan batuk, dan menjadi alternatif minuman manis yang lebih sehat. Popularitas jamu semacam ini mencerminkan pergeseran konsumen muda menuju pilihan yang lebih alami dan terjamin keamanannya.(MG/FRA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler