Jangan Tunggu PHK! Begini Cara Menyiapkan Dana Darurat Mulai dari Nol

Jumat, 14 November 2025 - 09:57 WIB
Ilustrasi tabungan. Kehilangan pekerjaan bisa datang tiba-tiba. Agar keuangan tetap aman, dana darurat jadi penyelamat utama. Simak lima cara sederhana membangunnya sejak sekarang.(UNSPLASH/TOWFIQU BARBHUIYA)

Riaumandiri.co - Di tengah tekanan ekonomi dan biaya hidup yang terus merangkak naik, banyak orang mulai menyadari bahwa risiko kehilangan pekerjaan bukan lagi sekadar kemungkinan. Di tengah tekanan ekonomi dan biaya hidup yang terus merangkak naik, banyak orang mulai menyadari bahwa risiko kehilangan pekerjaan bukan lagi sekadar kemungkinan, melainkan sesuatu yang bisa terjadi kapan saja.

Situasi ini membuat keberadaan dana darurat menjadi bagian penting dalam perencanaan keuangan pribadi. Bukan sekadar tabungan, dana darurat berfungsi sebagai penopang ketika pendapatan terhenti atau muncul kebutuhan mendadak yang tak terhindarkan.

Mengapa Dana Darurat Begitu Penting?

Dana darurat ibarat sabuk pengaman yang menjaga stabilitas finansial ketika terjadi hal-hal di luar kendali, mulai dari kehilangan pekerjaan, pemutusan hubungan kerja, hingga kondisi darurat lainnya. Dengan adanya cadangan dana ini, kebutuhan pokok tetap bisa terpenuhi tanpa harus mengandalkan utang atau melepas aset berharga.

Liz Davidson, CEO Financial Finesse, pernah menekankan bahwa memiliki dana darurat bukan hanya soal kesiapan menghadapi peristiwa tak terduga, tetapi juga memberikan ketenangan dalam menghadapi iklim ekonomi yang penuh ketidakpastian. Rasa aman itulah yang membuat dana darurat begitu penting bagi banyak orang.

“Menabung bukan hanya soal kesiapan menghadapi kejadian tak terduga, tetapi juga tentang ketenangan karena tahu masih bisa bertahan saat situasi memburuk,” ujarnya, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (23/10/2025) yang dikutip dari Kompas, (14/11/2025)

Untuk mulai membangun dana cadangan ini, berikut beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan:

  1. Mulai dari nominal kecil, yang penting rutin
    Bangun kebiasaan menabung secara konsisten. Sisihkan sebagian penghasilan ke rekening khusus yang mudah diakses ketika diperlukan. Tidak perlu langsung besar seperti memulai dari Rp500.000 hingga Rp1 juta per bulan pun sudah cukup. Konsistensi adalah kunci.
    Jika memungkinkan, gunakan sistem auto-debit agar uang otomatis tersisih tanpa harus diingat setiap bulan.
  2. Tetapkan target sesuai kondisi
    Dana darurat idealnya mampu menutupi kebutuhan hidup minimal tiga hingga enam bulan. Bagi pemula, mengejar target empat bulan biaya hidup adalah langkah awal yang realistis. Yang terpenting adalah membangun kebiasaan terlebih dahulu, lalu menaikkan nominal secara bertahap seiring waktu.
  3. Kendalikan pengeluaran dan buat "daftar prioritas"
    Tinjau kembali seluruh pengeluaran bulanan. Catat arus kas untuk melihat pos mana yang bisa dikurangi ketika kondisi finansial sedang menurun. Buat “daftar darurat”, yaitu daftar pengeluaran yang bisa langsung dipangkas bila terjadi krisis atau PHK. Cara ini membantu menjaga arus kas tetap aman tanpa mengorbankan kebutuhan pokok.
  4. Manfaatkan fasilitas dari tempat kerja
    Beberapa perusahaan menyediakan program tabungan darurat sebagai bagian dari kesejahteraan karyawan. Program ini biasanya memungkinkan karyawan menabung melalui potongan gaji rutin. Jika fasilitas seperti ini tersedia, manfaatkan sebagai cara praktis membangun dana darurat tanpa harus repot mengatur sendiri.
  5. Tetap disiplin dan lakukan evaluasi berkala
    Pisahkan dana darurat dari rekening harian agar tidak mudah tergunakan untuk keperluan lain. Lakukan evaluasi setiap beberapa bulan untuk menyesuaikan target dengan kebutuhan hidup yang mungkin berubah, seperti kenaikan biaya rumah tangga atau komitmen finansial baru.(MG/DHA)

Editor: Nandra Piliang

Terkini

Terpopuler