Beberapa Ketua BEM Berbicara Soal Demo 11 April, Apa yang Mereka Inginkan?

Beberapa Ketua BEM Berbicara Soal Demo 11 April, Apa yang Mereka Inginkan?

RIAUMANDIRI.CO - Beberapa Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) berbicara soal demo yang mereka lakukan pada tanggal 11 April 2022 lalu.

Ketua BEM Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Amir menyebukan, mereka melakukan bukan terkait dengan masalah penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode.

"Tuntutan kami di Makassar soal kenaikan harga pangan dan kenaikan BBM, bukan penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. Pemerintah kelihatannya belum melakukan langkah-langkah untuk menurunkan harga-harga. Kita akan terus berdemo, terus bergerak sampai kita menang," kata Amir dalam Gelora Talk bertajuk "Gerakan Mahasiswa Indonesia: Nyalakan Alarm Zaman" Rabu (13/4/2022).

Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Muhammad Ibnu Rahmata  menyampaikan alasan yang serupa. Mereka demo terkait kenaikan harga2 bahan kebutuhan pokok dan BBM.

Ibnu mengatakan, kenaikan harga minyak goreng dan kenaikan BBM saat ini membuat kehidupan masyarakat semakin sulit, karena kenaikan harga tersebut memicu naiknya berbagai harga pangan.

"Mahasiswa sebagai agent of social control dan agen perubahan akan terus ke jalan untuk memperjuangkan hak-hak rakyat. Kita mendorong dan mengupayakan tuntutan agar dikabulkan. Pemerintah harus berpihak kepada kepentingan rakyat," kata Ibnu.

Presedium Persaudaraan Pemuda Islam (PPI)  Sumatara Utara Fahrul Rozi Panjaitan juga mengatakan, gerakan mahasiswa saat ini bertujuan mendesak pemerintah untuk segera menurunkan kenaikan harga-harga pangan dan BBM, terutama minyak goreng. Sebab, kenaikan harga minyak goreng dan BBM berdampak pada kenaikan sembako dan kebutuhan pokok lainnya

"Minyak goreng sekarang sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Di Pulau Sumatera, terutama di Langkat itu pada umumnya menghasilkan minyak goreng dengan sawitnya yang luas. Tetapi, kenapa di Sumatera Utara saja harganya naik dan langka. Ini yang disuarakan kawan-kawan mahasiswa. Kenaikan harga minyak goreng sekarang berdampak pada kenaikan sembako dan kebutuhan pokok lainnya," tegasnya.

Dia juga menegaskan, gerakan mahasiswa saat ini tidak ada yang mendanai atau memboncengi, karena murni untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat yang saat ini mengalami kesulitan.

"Kalau ada tudingan seperti itu, sengaja diciptakan untuk mematahkan atau melemahkan gerakan mahasiswa oleh oknum-oknum atau orang-orang yang tidak mau mahasiswa turun ke jalan menyuarakan kebenaran," kata Rozi. (*)