Makna Dukungan Sandi ke Prabowo

Makna Dukungan Sandi ke Prabowo

Oleh M Jamiluddin Ritonga*

Dukungan Sandiaga Uno kepada Prabowo Subianto untuk calon presiden (capres) pada Pemilu 2024 tentu dapat ditafsirkan banyak makna.

Pertama, Sandi mendukukung Prabowo karena faktor senioritas. Bagi Sandi, Prabowo sebagai senior di Gerindra tentu harus didahulukan dan dinomorsatukan dalam pencapresan.

Sandi menyadari, sebagai kader yang lebih junior akan ada waktunya untuk menjadi capres. Ia akan sabar menanti giliran pada pilpres berikutnya saat menjadi senior di partainya.

Kedua, elektabilitas Prabowo memang lebih tinggi daripada Sandi. Karena itu, Sandi mengakui dan legowo kalau Prabowo lebih unggul daripada dirinya untuk dicalonkan sebagai capres dari partainya.

Ketiga, Sandi bukan tipe sosok kutu loncat dalam berpolitik. Meskipun peluangnya besar untuk nyapres karena elektabilitadnya relatif tinggi, namun ia tidak akan mudah pindah ke partai lain. Baginya berpolitik tidak semata untuk memperoleh kekuasaan, tapi juga bagaimana tanpa kekuasaan bisa tetap bermanfaat bagi sesama.

Karena itu, ia akan tulus menerima peran yang diterimanya saat ini. Ketulusan itulah yang membuatnya tanpa beban mendukung sepenuhnya Prabowo sebagai capres dari partainya.

Tentu godaan dari partai lain berpeluang akan datang untuk memintanya menjadi capres. Peluang itu sangat besar karena Sandi memang mempunyai potensi besar untuk itu.

Sandi punya elektabilitas relatif tinggi. Setidaknya elektabilitas Sandi selalu masuk enam besar dari survei yang dilakukan lembaga survei yang kredibel.

Menariknya, ada tren elektabilitas Sandi terus menunjukkan peningkatan. Karena itu, ada peluang elektabilitasnya menyodok lebih tinggi lagi untuk bersaing dengan Prabowo, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo.

Dukungan dari berbagai elemen masyarakat juga terus bermunculan. Hal ini tentunya akan menggoda partai politik untuk mengusung Ssndi pada Pilpres 2024.

Selain itu, Sandi juga punya modal finansial yang kuat untuk maju Pilpres mendatang. Hal ini juga menjadi daya tarik bagi partai politik untuk mengusungnya.

Kekuatan finansial Sandi tentu tidak dimiliki kandidat lain seperti Anies, Ganjar, Puan, dan lainnya. Karena itu, partai politik akan merasa tidak punya beban finansial bila mengusung Sandi.

Dua keunggulan Sandi itu tentu menjadi magnit bagi partai politik untuk mengusungnya. Godaan tersebut diyakini akan semakin menguat mendekati 2024.

Masalahnya, apakah Sandi tetap tidak tergoda bila nanti banyak partai politik ingin mengusungnya ? Tentu waktu yang akan mencatatnya. (*Penulis adalah
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul/mantan Dekan FIKOM IISIP Jakarta)