Berlarut-larutnya Masalah Migor

Fahira Idris: Jangan Sampai Rakyat Berpikir Pemerintah tidak Berdaya

Fahira Idris: Jangan Sampai Rakyat Berpikir Pemerintah tidak Berdaya

RIAUMANDIRI.CO - Anggota DPD RI Fahira Idris merasa heran dengan berlarut-larut masalah kelangkaan minyak goreng (migor). Sampai saat ini persoalannya belum juga selesai.  Masyarakat masih kesulitan mengaksesnya sesuai harga eceran tertinggi (HET).

Padahal, terobosan pemerintah dengan kebijakan domestic mandatory obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) serta menerapkan HET menjadi Rp 14.000 per liter dinilai Fahira menjadi solusi yang tepat menormalkan kembali minyak goreng.

Namun, ternyata dua kebijakan utama ini tidak mampu menuntaskan persoalan minyak goreng sehingga masyarakat belum bisa bernafas lega. Artinya di lapangan ada hambatan serius sehingga dua kebijakan ini tidak efektif," kata Fahira, Jumat (11/3/2022).

Karena itu, dia meminta pemerintah dengan kewenangan yang besar harusnya bisa cepat memberantas hambatan ini. Jangan sampai hingga masuk Ramadan persoalan minyak goreng ini belum juga selesai.

"Kita semua tahu akibat tingginya permintaan biasanya harga berbagai kebutuhan pokok jelang ramadan naik. Jika persoalan minyak goreng ini tidak cepat diselesaikan atau dibuat normal kembali, sungguh akan membebani masyarakat. Ada jutaan UMKM yang mengandalkan minyak goreng untuk memproduksi produknya, jangan sampai usaha mereka terhambat,” ujar Fahira Idris.
 
Fahira Idris yakin, pemerintah mempunyai kemampuan dan kewenangan yang optimal serta sudah mengetahui persoalan utama kenapa persoalan minyak goreng ini masih terus berlarut.

Oleh karena itu yang dibutuhkan saat ini adalah keberanian dan kecepatan bertindak memutus lingkaran yang membuat masyarakat sulit mengakses minyak goreng sesuai HET.
 
“Jangan sampai rakyat berpikir pemerintah tidak berdaya menyelesaikan persoalan minyak goreng yang sudah belarut-larut ini. Saya pribadi masih meyakini Pemerintah mempunyai kemampuan yang optimal menyelesaikan persoalan ini. Hanya saja butuh kecepatan yang optimal untuk memutus rantai yang membuat minyak goreng sulit diakses. Saya berharap sebelum ramadan persoalan minyak goreng ini bisa tuntas dan kembali normal seperti sediakala,” tukas Senator Jakarta ini.



Tags Ekonomi