Makin Panas! AS Terancam Perang Saudara karena Donald Trump

Makin Panas! AS Terancam Perang Saudara karena Donald Trump

RIAUMANDIRI.CO - Perang saudara atau civil war diyakini makin mengancam Amerika Serikat (AS). Bahkan, perpecahan makin meruncing di negara itu.

Hal ini akibat Pemilihan Presiden 2020. Sikap Donald Trump yang tidak terima, membuat runcing polarisasi di Negeri Paman Sam.

"AS lebih dekat dengan perang saudara daripada yang ingin kita percayai," kata Satuan Tugas Ketidakstabilan Politik CIA, Barbara F Walter dalam bukunya How Civil Wars Start dikutip dari The Guardian, Kamis (23/12/2021).


Ia mengatakan AS telah melewati tahap "pra-pemberontakan". Bahkan saat ini sudah masuk "konflik terbuka".

Kerusuhan di Gedung Kongres yang terjadi 6 Januari merupakan buktinya. Kala itu The Capitol diserbu ribuan massa pendukung Trump, yang berujung rusuh.

Massa pendukung Trump yang berkumpul di Washington DC itu mencoba masuk ke gedung parlemen AS saat yang sama DPR, Senat, dan Wakil Presiden Mike Pence sedang mengadakan sidang untuk menetapkan Joe Biden sebagai Presiden AS ke-46. Massa Trump kala itu berniat menghambat jalannya sidang itu.

"Tidak ada yang mau percaya bahwa demokrasi yang mereka cintai sedang menurun, atau menuju perang," ujar Barbara lagi.

Bukan hanya Barbara, tiga pensiunan jenderal AS juga menulis hal yang sama di Washington Post. Mereka adalah Paul Eaton, Antonio Taguba, dan Steven Aderson.

Mereka pun memberi peringatan bahwa pemilihan presiden AS di 2024 mendatang akan memiliki dampak yang sangat berbahaya. Apalagi bila kubu Trump, maju lagi menjadi kandidat Presiden AS, potensi konflik berdarah sangat mungkin terjadi.

"Kami semakin khawatir tentang akibat dari pemilihan presiden 2024 dan potensi kekacauan mematikan di dalam militer kita," tulis tiga jenderal itu.

Sebelumnya, para peneliti di Cornell University menemukan ada "titik kritis" antara Republik dan Demokrat, partai terkuat di AS. Temuan mereka mengungkapkan bahwa pada titik ini, polarisasi ekstrem menjadi tidak dapat diubah.

Model prediksi tim untuk mengukur perilaku kelompok politik yang terpolarisasi seperti Senat AS saat ini, menunjukkan bahwa bahkan serangan oleh kekuatan asing atau pandemi lain tidak akan menyembuhkan perpecahan politik.

"Alih-alih bersatu melawan ancaman bersama, ancaman itu sendiri menjadi masalah polarisasi lainnya," kata Penulis Utama dan Direktur Laboratorium Dinamika Sosial Universitas Cornell Michael Macy.

"Kami menemukan bahwa polarisasi meningkat secara bertahap hanya sampai titik tertentu ... seperti perubahan dari air menjadi uap ketika suhu melebihi titik didih."

AS sendiri mengalami perang Saudara tahun 1861 hingga 1865. Lembaga The American Battlefiels Trust percaya ada 620.000 kematian akibat hal tersebut.



Tags Nasional