Tak Berkontribusi Tingkatkan Kinerja, Pengamat: Sebaiknya Wamen Ditiadakan

Tak Berkontribusi Tingkatkan Kinerja, Pengamat: Sebaiknya Wamen Ditiadakan

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga menyarakan Presiden Jokowi meniadakan wakil menteri dan segera mereshuffle menteri yang selalu membikin gaduh.

Menurut Jamil, reshuffle kabinet lazim  dilakukan presiden bila ada kinerja menteri atau wakil menteri yang dinilai buruk atau berulang membuat gaduh atau berhalangan tetap. Bisa juga karena koordinasi antar menteri dinilai sudah tidak dapat ditingkatkan.

"Kalau itu dasarnya, seharusnya kabinet Jokowi perlu di reshuffle. Sebab, beberapa menteri kinerjanya memang relatif rendah dan beberapa menteri tetap membuat gaduh," kata Jamil, Kamis (4/11/2031).

Selain itu, menurut dia, Jokowi juga paling banyak mengisi pos wakil menteri. Para wakil menteri ini terlihat tidak ada yang menonjol sehingga tidak memberi kontribusi peningkatan kinerja kementerian dimana ia ditugaskan.

"Karena itu, semu wakil menteri sebaiknya ditiadakan. Tugas dan fungsi wakil menteri dapat didistribusikan ke sekjen dan dirjen di setiap kementerian sehingga dapat menghemat APBN," sarannya.

Menteri yang bikin gaduh dan wakil menteri yang kerjanya tidak ada menonjol dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap kabinet Jokowi. Kalau terus dibiarkan akan berimbas kepada makin menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi.

"Kalau kepercayaan masyarakat turun, tentu dukungan terhadap kabinet Jokowi juga akan turun. Tanpa dukungan masyarakat, kabinet Jokowi dengan sendirinya tentu akan sulit merealisasikan program-program kerjanya. Hal ini tentu akn berimplikasi pada tidak terwujudnya janji-janji politik Jokowi," katanya.

Melihat realitas saat ini, menurut Jamil, kabinet Jokowi memang selayaknya di reshuffle. Masalahnya, apakah Jokowi punya nyali mereshuffle beberapa menteri dan semua wakil menteri itu.

Keraguan itu karena Jokowi didukung koalisi gemuk. Setiap partai politik pendukung tentu tidak menghendaki menteri dan wakil menterinya di reshuffle. Mereka akan dengan mudah menarik dukungan yang dapat menggoyahkan kabinet Jokowo. Hal itu tentu tidak dikehendaki Jokowi.

"Bahkan Jokowi tidak akan berani mereshuffle menteri dari PDIP meskipun kinerjanya di bawah standar. Sebab Jokowi hanya petugas partai," Jamil.