China Waspadai Hewan Liar yang Berpotensi Bikin Mutasi Covid-19 Jadi Sangat Berbahaya

China Waspadai Hewan Liar yang Berpotensi Bikin Mutasi Covid-19 Jadi Sangat Berbahaya

RIAUMANDIRI.CO - Sejumlah hewan liar dinyatakan rentan terhadap Covid-19 dan punya potensi mutasi virus berkelanjutan pada hewan-hewan tersebut, di antaranya cerpelai, macan, gorila, macan tutul salju, dan monyet.

Diketahui, Pakar Kesehatan China memerintahkan pengawasan terhadap virus corona dari hewan liar dan memperingatkan bahwa penyebaran di antara spesies berbeda berisiko menimbulkan varian yang lebih berbahaya.

"Ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat, jika mereka menularkan kembali ke manusia," ujar Kepala Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China Gao Fu, seperti dikutip South China Morning Post via ABS-CBN, dikutip dari CNN Indonesia, Senin (4/10/2021).


Gao mengatakan perlu dilakukan skrining Sars-CoV-2 skala besar bagi satwa liar darat dan laut, terutama hewan-hewan yang rentan.

"Untuk merumuskan strategi pencegahan dan pengendalian lebih lanjut," imbuhnya.

Menurut Gao dan Wang, sejauh ini, sebelas spesies telah dilaporkan terinfeksi virus corona, termasuk macan, gorila, macan tutul salju, dan monyet. Sementara 14 spesies lain diidentifikasi bisa terinfeksi melalui percobaan laboratorium.

Tetapi hal tersebut akan menjadi puncak gunung es untuk hewan yang rentan. Mereka mengingatkan karena terbatasnya pemeriksaan laboratorium terhadap spesies yang berbeda untuk risiko infeksi, termasuk mamalia laut.

Diketahui, penyebaran virus melalui rusa berekor putih di Amerika Serikat juga menunjukkan risiko virus dapat bermutasi dan menyebar dari rusa ke hewan lain sebelum menular kembali ke manusia.

"Karena Sars-CoV-2 menjadi liar, banyak hewan liar lain yang juga akan terinfeksi Sars-CoV-2 melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan rusa berekor putih liar," tulisnya.

Menurut mereka, tindakan seperti pemusnahan skala besar peternakan cerpelai di Belanda tidak mungkin diterapkan dengan hewan liar.

Studi dari pemerintah AS menunjukkan di beberapa negara bagian, dari Januari 2020 dan Maret 2021, sepertiga rusa liar telah terinfeksi virus sebelumnya. Meski begitu, tak ada laporan penyakit di antara rusa-rusa itu.

Pihak berwenang kesehatan hewan mengatakan mereka telah mengevaluasi lebih jauh risiko dan mendesak pemburu hewan untuk menjaga kebersihan saat mengelola daging rusa, Agustus lalu.