Waspadai Potensi Karhutla di Riau Periode Juni-September 2021

Waspadai Potensi Karhutla di Riau Periode Juni-September 2021

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya memimpin rapat teknis langkah pemantapan pencegahan dan antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2021, Rabu (28/4/2021).

Rapat berlangsung secara daring itu diikuti Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dan Sestama BNPB Dody Ruswandi.

Menteri LHK menyebutkan data luas areal yang terbakar hingga dari Januari - Maret 2021 lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun 2020. Padahal hampir 80 persen areal Indonesia masih cukup tinggi potensi hujannya.

Data tersebut menunjukan jika tahun 2021 luas yang terbakar telah mencapai 23.783 ha, yang berarti lebih luas dibandingkan periode yang sama ditahun 2020, yaitu 19.372 ha.

Data tersebut sekaligus mengkonfirmasi bahwa terdapat daerah-daerah konvensional terjadinya karhutla. Di lokasi tersebut ia berharap antisipasi lebih karena di daerah-daerah tersebut kejadian karhutla selalu terjadi berulang-ulang.

“KLHK akan merintis pemantauan hotspot secara detil dan lebih mendalam di daerah-daerah konvensional ini, mungkin hingga tanggal 5 Mei yang akan datang, karena jika hingga tanggal tersebut terjadi dinamika karhutla yang meningkat, atau terjadi eskalasi yang berarti, maka akan masih punya cukup waktu untuk mengambil langkah sebelum Lebaran Idul Fitri,” jelasnya.

Beberapa daerah konvensional yang disebutkan oleh Menteri Siti meliputi, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Pontianak, Ketapang, Singkawang, Kapuas, Pangkalan Bun, Banjar, dan Tanah Laut.

Dia tak menginginkan momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini terganggu oleh kejadian karhutla. Karena itu, dia minta semua pihak waspada agar karhutla dapat segera diantisipasi sedini mungkin dan tidak menjadi persoalan yang mengganggu momen spesial masyarakat muslim tersebut.

“Pesan Bapak Presiden selama masa Puasa Ramadan dan Lebaran jangan ada persoalan karhutla,” ujar Menteri Siti.

Kepala BMKG Dwikorita menyebut jika lembaganya memperkirakan La Nina di wilayah Indonesia akan segera beralih menuju ENSO NEUTRAL pada Mei 2021, yang salah satunya akan menyebabkan curah hujan pada musim kemarau tahun 2021 di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan mendekati pola hujan musim kemarau normalnya.

Hal ini disebutnya akan berdampak pada kondisi curah hujan Bulan Juni – September 2021 di sebagian besar Sumatera dan Jawa yang akan berada pada kategori rendah, sehingga potensi karhutla di daerah rentan karhutla akan meningkat.

Untuk itu BMKG merekomendasikan agar semua pihak mewaspadai potensi karhutla kategori moderat dan tinggi pada bulan Juni – September 2021 di wilayah Riau, Jambi dan Sumsel, kemudian pada bulan Juli – September 2021 di sebagian wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan bagian selatan, dan pada bulan Agustus – Oktober 2021 di wilayah NTT dan Papua bagian selatan.

Selanjutnya kepala BNPB yang diwakili oleh Sestama BNPB, Dody Ruswandi menyebutkan jika BNPB berdasarkan Inpres No 3 Tahun 2020 Tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan siap sedia membantu penanganan karhutla.

Dukungan yang dimaksudkan Dody meliputi sarana operasi pemadaman udara berupa Helikopter Fire Fighting dan Patroli dan Bantuan dukungan untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atas permohonan masing-masing Gubernur.
Berikutnya BNPB bekerjasama dengan TNI/Polri akan memberikan dukungan pembiayaan pengerahan personil TNI/Polri dan masyarakat dalam rangka upaya pencegahan dan pemadaman darat, serta BNPB bekerjasama dengan KLHK akan memberikan dukungan pembiayaan kegiatan partisipatif masyarakat melalui program Masyarakat Peduli Api (MPA)-Paralegal.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza menyebut jika lembaganya terus melakukan TMC bekerjasama dengan KLHK, BNPB, BMKG, TNI, BRGM, BPBD pada bulan Maret - April menunjukan hasil yang cukup baik dari segi prosentase penambahan curah hujan.

Di Provinsi Riau disebutnya terjadi peningkatan prosentase penambahan curah hujan sebesar 33-64% terhadap curah hujan alamnya atau penambahan curah hujan di lokasi penyemaian awan sekitar 194,3 Juta m3.

Kemudian di Provinsi Kalimantan Barat atas upaya TMC yang dilakukan terjadi peningkatan prosentase penambahan curah hujan sebesar hingga 44% terhadap curah hujan alamnya atau penambahan curah hujan di lokasi penyemaiannya.

Atas pemaparan dari berbagai pihak tersebut Menteri Siti Nurbaya sangat berterima kasih dan berharap agar sinergitas dan integrasi kerja penanggulangan karhutla menjadi semakin baik kedepannya. 



Tags Riau