Pemerintah Waspadai Kemungkinan Tsunami Covid-19 Jelang dan Pascalebaran

Pemerintah Waspadai Kemungkinan Tsunami Covid-19 Jelang dan Pascalebaran

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Pemerintah kembali mengeluarkan surat edaran terkait larangan mudik hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Setelah sebelumnya melarang mulai tanggal 6 Mei, saat ini dipercepat mulai 22 April. Hal ini dilakukan dalam upaya pengendalian penyebaran Covid-19 di seluruh wilayah Indonesia.

Dijelaskan Ketua Penanggulangan Covid-19 Doni Manardo, pemerintah belajar dari kasus tsunami Covid-19 di India, di mana terjadi pembiaran terhadap warganya tidak mematuhi protokol kesehatan. Akibatnya, terjadi tsunami Covid-19 dengan kasus positif dan kematian yang tinggi. Untuk itulah Presiden tidak menginginkan hal yang sama terjadi di Indonesia.

“Belajar dari banyak negara, begitu ada pengendoran ada peningkatan Covid-19, di beberapa negara terjadi tsunami covid ini tidak diinginkan. Ajakan pemerintah mohon dipatuhi, demi keselamatan bersama. Dimulai dari melindungi diri, keluarga, dan orang di sekeliling. Banyak pelajaran dalam satu tahun ini bagaimana perkembang Covid,” ungkapnya.


“Setelah dilakukan kajian pelarangan mudik, 33 persen semua ingin pulang, setelah dilarang 11 persen, setelah larangan turun lagi 7 persen. Bayangkan saja, jika ada yang positif covid-19 dari jumlah yang mudik, walaupun sudah dilakukan swab PCR, tapi dengan menggunakan transportasi darat, laut dan udara, kita tidak tau siapa yang terpapar, dan membawa ke kampung. Kita harus bekerja keras, dan protokol kesehatan jangan sampai kendor,” tegasnya.

Sementara itu, dari rapat koordinasi bersama kepala BNPB, Gubri Syamsuar menyampaikan bahwa kondisi di Riau beberapa minggu terakhir terutama pada bulan April mengalami kenaikan sehingga jumlah terkonfirmasi Covid-19 sampai saat ini mencapai 39.513 kasus. Dari jumlah tersebut antaranya terdiri dari jumlah pasien yang melaksanakan isolasi mandiri 2.175, dirawat di rumah sakit ada 685 orang serta sembuh ada 35.673.

Angka kesembuhan sekarang ini 90,3 persen, sementara yang meninggal dunia mencapai 980 orang yaitu 2,5 persen.

Ia juga menyampaikan bahwa tren yang tinggi di Provinsi Riau ini ada di 5 Kabupaten/kota, di antaranya pertama adalah Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar, dan kabupaten Bengkalis.

"Tren kasus positif Riau ini naik mulai Maret, pada Januari kita tinggi kemudian Februari kita turun. Maret kita naik dan Aprilnya naik sekali. Riau sebelumnya tidak pernah angka kasus di atas 400 dan sekarang ada berapa hari terakhir angka kasus di atas 400, sebelumnya 410 bahkan kemaren 460 kasus,” kata Gubri.

Dikatakan Gubri, untuk ruang isolasi saat ini masih tersedia dan dapat dimaklumi untuk ruang ICU sudah terpakai sekarang 52 persen dan ruang isolasi di semua rumah sakit di provinsi Riau yang memiliki kapasitas 100.000 orang lebih dan mencapai 49 persen. Selain itu ia juga menyampaikan bahwa untuk kebakaran hutan dan lahan masih dapat dikendalikan karena saat ini di Riau musim hujan dan ada beberapa daerah ada yang banjir.

"Kemaren ada juga di Indragiri hulu, kemudian di Rokan Hulu tetapi saat ini sudah surut, selain itu juga terjadi angin puting beliung yaitu di wilayah indragiri hilir sehingga terjadi kerusakan dan lainnya di daerah tersebut," katanya.



Tags Kesehatan