Pengamat Minta Pemko Pekanbaru Basmi Rumah Liar

Pengamat Minta Pemko Pekanbaru Basmi Rumah Liar

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pengamat Perkotaan Universitas Islam Riau, Mardianto Manan meminta Pemko Pekanbaru membasmi seluruh rumah liar yang ada di Pekanbaru. Hal ini bertujuan agar Kota Pekanbaru tampak bersih, sekaligus menghindari konflik besar yang bisa saja terjadi apabila rumah liar telah membumi di suatu lokasi, Minggu (14/2/2021). 

"Beberapa waktu lalu saya lewat di Jalan Arengka, seberang RS Eka Hospital, di depan Hotel Olgaria. Di situ ada satu bangunan rumah liar. Baju compang-camping segala macam dipampang di situ. Di dalam ada orang tidur. Ada satu sepedanya juga," ujarnya kepada Riaumadiri.co.

"Tak ada satu pun tanggapan wali kota dan Satpol PP. Saya takutnya satu dua dibiarkan, setelah ramai, udah jelek nanti baru ditangkap. Orang sudah membumi di situ. Berdarah-darah pulak nanti. Kalau mau visioner, bercita-cita smart city, harusnya yang mengganggu pemandangan seperti ini langsung dibasmi. Bukan soal kemanusiaan, tapi itu lokasi pusat kota. Orang dari mana-mana lewatnya Arengka," tambahnya. 


Riaumandiri.co mendatangi rumah liar yang dimaksud Manan. Namun, pemilik rumah liar tersebut tidak ada, termasuk juga sepedanya. Rumah liar yang tampak reot tersebut hanya berisi tumpukan kasur dan ratusan lotion antinyamuk merek Autan yang digantung. Ada juga galon air minum, sisa makanan, dan sampah yang berserakan di sana-sini. 

Riaumandiri.co mencoba mencari keterangan kepada pemilik warung makan ayam penyet, Karyo, tak jauh dari rumah liar tersebut. Dari kesaksian Karyo, pria yang tinggal di rumah liar itu bernama Andi. Berusia kira-kira 70 tahun dan tak punya pekerjaan. Karyo sering melihat orang-orang yang melintasi Jalan Arengka memberi sedekah kepada Andi. 

"Sudah setahunan itu di situ. Ya gitulah namanya di kota banyak ada modus orang. Ujung-ujungnya mengharap belas kasihan," ungkap Karyo. 

Karyo juga mengatakan, Andi sempat diberi bantuan sebuah gerobak penuh dagangan oleh salah satu organisasi masyarakat di Pekanbaru. Namun, tak bertahan lama, gerobak itu pun sudah tidak ada lagi. 

"Entah dijualnya entah ke mana itu," kata pegawai Kelurahan Delima ini.

Dari kesaksian Karyo, Andi memiliki seorang anak yang tinggal di sebuah kontrakan di Pekanbaru. Ia mengaku sering melihat anak Andi datang pagi-pagi untuk minta uang kepada bapaknya.  

"Aku tanya kenapa bapaknya enggak diurus, kata anaknya enggak sempat, sibuklah. Masak seperti itu," ujar Karyo.  

"Dulu bapak itu saya suruh mandi di tempat saya saja. Cuma lama-lama jadi malas. Enggak jelas kelakuannya. Ngomongnya kotor-kotor. Pokoknya enggak jelas," tutupnya. 

Hingga berita ini ditulis, Riaumandiri.co belum berjumpa dengan pria benama Andi tersebut. 


 



Tags Pekanbaru