Cerita Pasien Covid-19: Awalnya Tidak Percaya hingga Harus Berpisah dengan Anak

Cerita Pasien Covid-19: Awalnya Tidak Percaya hingga Harus Berpisah dengan Anak

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Bocah usia empat tahun berinisial F itu berteriak setiap hari memanggil dan menanyakan keberadaan orang tua yang biasanya selalu ada di sampingnya ketika terbangun dari tidur, "Bapak mana dan kapan pulang?" .

Wabah Corona yang sudah terjadi sejak Bulan Maret 2020 lalu di tanah air, turut hinggap di tubuh seorang pria usia 47 tahun berinisial AH warga Pekanbaru yang tak lain merupakan orangtua dari  bocah yang berperawakan gempal dan lucu itu.

AH, menceritakan, awalnya memang tak percaya dengan adanya virus mematikan yang disebut-sebut berasal dari Kota Wuhan itu. Meyakinkan anggapannya dalam keseharian saat menjalankan aktivitas sebagai mekanik di salah satu bengkel di Pekanbaru, AH tak pernah mau mengikuti anjuran pemerintah untuk menjalankan protokol kesehatan.


Bahkan sesekali dia juga mengolok- olok rekan kerja maupun pelanggan yang datang ke bengkel dengan mengenakan masker. Namun tak berapa lama anggapan salah itupun buyar seiiring dengan demam panas yang mulai dirasakan saat dirinya hendak memulai aktivitasnya pagi itu.

Ketika itu juga tak ada pikiran lain selain bertanya pada diri sendiri, apakah virus yang selama ini dia anggap tak ada itu sudah menggerayangi tubuhnya. Jika benar, pertanyaan lainpun muncul apakah dia juga sanggup berpisah dengan anaknya yang masih sedang lucu- lucunya menghibur diri saat melepas lelah.

"Ketika demam itu awalnya saya masih juga tak percaya bahwa di dalam tubuh saya sudah bersarang virus Corona. Namun semakin lama saya semakin lemah bahkan tak bisa berangkat kerja seperti biasa. Saya masih belum mau membawanya ke Puskesmas ataupun ke rumah sakit. Saya hanya mencoba untuk menjauh dan mengasingkan diri dari keluarga dengan menyewa rumah warga yang tak jauh dari tempat tinggal saya. Agar tak berpisah jauh dari anak- anak," katanya.

Namun upaya tersebut tampaknya tak membuahkan hasil mengingat kondisi tubuh yang kian hari tak berdaya. Belum lagi ditambah dengan bisik- bisik warga yang mulai khawatir dengan kondisi yang terjadi pada dirinya.

"Akhirnya setelah mendengar saran dari istri, keras hati sayapun mulai melunak. Sayapun dijemput pihak rumah sakit menggunakan ambulans lengkap dengan petugas medis yang mengenakan APD. Menghindari pandangan miring warga sekitar saat itu saya menyarankan petugas medis untuk tidak turun ke bawah menjemputnya dan membiarkan saya berjalan sendiri ke atas menuju mobil ambulan," katanya coba mengingat kejadian.

Setelah sampai di rumah sakit melalui uji swab yang dilakukan, benar saja AH terkonfirmasi positif Corona. Diapun mulai diisolasi selama 14 hari. Meski tak mendengar lagi teriakan buah hatinya, namun dia tak punya pilihan lain untuk mengambil keputusan mengisolasi diri menghindari hal- hal buruk demi mempertahankan keegoan dirinya.

"Saya hanya pesan kepada warga lain dan menyatakan bahwa virus Corona itu ada dan nyata bisa datang kapan dan di mana saja. Anggapan dan pikiran saya selama ini salah. Ikuti saja anjuran pemerintah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Alhamdulillah saya masih diberikan kesembuhan tidak seperti saudara kita yang kehilangan nyawa karenanya," imbuh AH.



Tags Corona