Outlook Riau 2021: Tetap Optimistis di Tengah Pandemi

Outlook Riau 2021: Tetap Optimistis di Tengah Pandemi

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Tokoh masyarakat Riau Iqbal Ali menuturkan, ada banyak aspek yang perlu dibenahi di Provinsi Riau pada tahun 2021 mendatang. Masalah terbesar adalah pandemi Covid-19 yang berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat.

Hal itu ia ungkapkan dalam FGD virtual bertema "Outlook Riau 2021" yang digelar harian Haluan Riau, Selasa (29/12/2020) bersama pembicara lainnya Pengamat Sosial Politik Unri Tito Handoko, anggota DPR RI Abdul Wahid, dan dari Diskominfo Provinsi Riau, dengan moderator Pemimpin Redaksi Haluan Riau Doni Rahim.

Diketahui, pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan ekonomi nasional dan Riau khususnya. Kestabilan Riau ke depan, kata Iqbal tergantung kepemimpinan Gubernur Riau dan jajarannya.


"Harapan Riau ke depan menurut saya pribadi bisa optimis, bisa sukses, bisa tidak, ada kaitannya dengan bagaimana kondisi Riau 2020. Banyak hal yang belum dicapai oleh Pemprov Riau di bawah kepeimimpinan Gubernur Riau Syamsuar. Malah enggak sesuai dengan kampanyenya dulu, kampanye luar biasa tapi action tak tercapai, ini masalah yang dihadapi Riau," kata Iqbal yang juga mantan dosen Universitas Riau ini.

Dia lantas menyinggung soal kepemimpinan, serta kejujuran dan keseriusan para pemangku kepentingan dalam bekerja. Sebab, ini menjadi penentu keberhasilan dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

"Selama ini pendidikan kita fokus pada hard skill, apa yang dikejar dari pendididkan tak tercapai. Pendidikan kita harus dibarengi moral dan karakter," sebutnya.

Sementara itu, Pengamat Sosial Politik Universitas Riau Tito Handoko mengungkapkan terjadi perubahan dengan cara orang berpartisipasi dalam wacana publik pada tahun 2020 dan diprediksi akan berlanjut di tahun depan. Ini disebakan tingkat peggunaan gawai sangat tinggi saat pandemi Covid-19.

"Diskusi di ruang publik jadi banyak. Dan orang lebih memercayai berita di medsos ketimbang berita di media konvensional. Sistem daring telah mengubah perilaku masyarakat, terjadi perubahan orang berpartisispasi dalam pembangunan, kalau dulu orang agak cuek kinerja pemerintah," katanya.

Selain itu, lanjut Tito, aspek lain yang menjadi perhatiannya adalah aksesibilitas terhadap pendidikan di Provinsi Riau.

"Data 2019, dari 100 persen yang lulus SMA, yang mengakses pendidikan cuman 19 persen, data 2020 meningkat 2 persen, ini menyedihkan, katanya kita kaya tapi untuk sekolah susah sekali," kata dia.

"Maka perlu peran pemerintah yang kolaboratif meyelesaikan masalah aksesibilitas pendidikan," sambungnya.

Pembicara lainnya Anggota DPR RI asal Riau, Abdul Wahid mengajak semua pihak untuk optimistis menghadapi tahun 2021.

"Kita tidak boleh meyerah dengan keadaan ini, kita cari solusi agar ada kepastian dan harapan masayaraktat terhadap pemrintah dan terahap bangkitanya ekonomi kita," kata dia.

Sektor energi, kata Wahid, sebagai salah satu pendorong tumbuhnya perekonomian. Riau yang dulu potensi energi sangat besar, saat ini menurun karena cadangannya menipis. 

"Blok Rokan yang sebelumnya menghasilkan 1 juta barel per hari, hari ini berkisar 190 ribu saja kalau kita bandingkan dengan tahun 80-an. Ini sangat mendera pendapatan daerah Riau karena Riau bergantung pada energi, sehingga bagi hasil menurun, dan APBD turun," kata dia.

"Oleh karena itu, Pemprov Riau harus berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar energi menjadi penggerak ekonomi kita," sambungnya.


Reporter: Rico Mardianto



Tags Corona